Sukses

China Lebih Suka TikTok Ditutup Ketimbang Dijual ke Perusahaan AS?

China dikabarkan lebih suka aplikasi tersebut dilarang atau ditutup di AS daripada dijual.

Liputan6.com, Jakarta - Laporan sebelumnya mengindikasikan jika TikTok ingin tetap beroperasi di Amerika Serikat (AS), mereka harus menjual bisnis mereka ke perusahaan AS.

TikTok saat ini dimiliki oleh perusahaan teknologi asal China, ByteDance, meskipun mereka mempunyai basis operasi di AS.

Namun, tampaknya China tidak suka dengan gagasan tersebut. Menurut laporan baru dari Reuters, dikutip Sabtu (12/9/2020), tampaknya China lebih suka aplikasi tersebut dilarang atau ditutup di AS daripada dijual.

Laporan itu mengklaim bahwa dengan memaksakan penjualan, itu akan mengakibatkan China dan ByteDance tampak "lemah".

ByteDance membantah laporan tersebut dengan mengatakan bahwa pemerintah China tidak pernah menyarankan kepada TikTok untuk menutup bisnisnya di AS atau pasar lain.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aturan Baru China

China baru-baru ini memperkenalkan aturan baru yang juga dapat mempersulit penjualan TikTok, di mana aturan itu menyatakan bahwa ekspor teknologi China harus mendapat persetujuan tertulis dari pemerintah.

Dalam hal ini mungkin pemerintah China ingin menegakkan aturan tersebut untuk mencegah penjualan.

Namun, ada kabar baik bagi pengguna TikTok di AS. Laporan terbaru menyebut perusahaan saat ini sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah AS tentang kemungkinan menghindari penjualan untuk mencapai semacam resolusi.

Hal ini dapat melibatkan restrukturisasi perusahaan agar tidak dianggap sebagai ancaman keamanan nasional.

3 dari 3 halaman

Donald Trump Ogah Perpanjang Tenggat Waktu Penjualan TikTok

Sebelumnya diberitakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump enggan memperpanjang tenggat waktu penjualan operasional bisnis TikTok kepada perusahaan AS.

"Antara saya tutup atau mereka (TikTok) menjualnya. Tidak akan ada perpanjangan tenggat waktu TikTok," tutur Donald Trump ketika ditanya wartawan, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/9/2020).

Donald Trump menegaskan, tenggat waktu penyelesaian penjualan TikTok ke perusahaan AS tetap pada 15 September 2020.

Pihak TikTok pun enggan memberikan komentar atas pernyataan Trump ini.

Sebelumnya, ByteDance selaku induk perusahaan TikTok telah mencari pembeli dan berupaya menyelesaikan kesepakatan pada pertengahan September ini. Hal ini ditujukan untuk mematuhi perintah Trump, mendivestasi aset TikTok.

(Isk/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini