Sukses

TikTok Hapus 380 Ribu Video Ujaran Kebencian di AS

Menurut Tiktok, video-video tersebut dihapus karena dianggap melanggar kebijakan mengenai ujaran kebencian.

Liputan6.com, Jakarta - TikTok menghapus lebih dari 380 ribu video di Amerika Serikat pada tahun ini. Menurut Tiktok, video-video tersebut dihapus karena dianggap melanggar kebijakan mengenai ujaran kebencian.

Aplikasi milik ByteDance ini juga mengatakan, telah melarang lebih dari 1.300 akun yang mengunggah konten-konten bernada kebencian.

Mengutip laman Reuters, Jumat (21/8/2020), dalam unggahan blognya, TikTok menyebut, mereka telah bertindak menghapus konten seperti pelecahan dan rasialisme.

TikTok juga menyebut, pihaknya memiliki kebijakan layanan yang anti toleran terhadap kelompok penyebar hate speech dan berbau kekerasan seperti pendukung Holocaust atau perbudakan.

Aplikasi yang begitu terkenal di kalangan remaja ini dikenal sebagai platfom tempat orang mengunggah video tarian dan aktivitas lypsinc, hingga tantangan yang viral.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dipakai untuk Sebar Hate Speech

Namun berdasarkan tinjauan dari Anti-Defamation League awal bulan ini, platform ini dipakai untuk menyebarkan paham supremasi kulit putih dan ujaran kebencian anti-Semitic.

Di Amerika sendiri, layanan TikTok tengah diawasi dengan ketat terkait dengan moderasi kontennya.

Pada Maret lalu, TikTok menunjuk anggota dewan penasihat konten untuk memberikan saran terkait kebijakan dan mengevaluasi tindakan perusahaan.

3 dari 3 halaman

Trump Minta ByteDance Lepas TikTok

Presiden AS Donald Trump sebelumnya juga memerintahkan ByteDance untuk melepaskan bisnis TikTok di AS dalam 90 hari. Alasannya, Trump dan pemerintahnya khawatir akan keamanan data pribadi para pengguna.

Para pejabat AS sebelumnya khawatir, informasi pribadi pengguna diteruskan ke pemerintah Tiongkok oleh TikTok.

Sementara itu, TikTok menyebut mereka tidak pernah memberikan data pengguna ke Tiongkok dan tidak akan melakukannya walaupun diminta.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini