Sukses

Google Berencana Melebur Layanan Duo dan Meet

Dari laporan terbaru, Google memiliki rencana untuk melebur layanan Duo ke dalam Meet.

Liputan6.com, Jakarta - Google dilaporkan berencana untuk melebur dua layanan video call besutannya. Seperti diketahui, saat ini Google memiliki dua layanan video call dengan fungsi berbeda, yakni Duo dan Meet.

Duo hadir sebagai layanan yang ditujukan untuk video call biasa, sedangkan Meet lebih ditujukan untuk kebutuhan video conference. Namun dalam beberapa bulan terakhir, dua layanan itu kini memiliki fitur dan fungsi yang semakin mirip.

Menurut laporan dari 9to5Google, berdasarkan sumber anonim yang mengetahui rencana tersebut, Google berencana untuk menggantikan Duo sepenuhnya dengan Meet.

Dikutip dari Android Police, Senin (17/8/2020), dengan penggabungan ini pula raksasa internet tersebut ingin mengurangi kebingungan di antara pengguna mengenai dua layanan tersebut sebab kini keduanya memang hadir dengan kemampuan hampir sama.

Sebagai contoh, Duo kini sudah dibekali kemampuan untuk melakukan panggilan video hingga 32 orang dari sebelumnya 8 orang saja. Selain itu, panggilan melalui Duo juga dapat dibagikan melalui tautan, serupa dengan Meet.

Di sisi lain, akses layanan Meet kini juga sudah dipermudah sebab Google sudah menyertakan tombol khusus untuk layanan tersebut di Gmail. Karenanya, akses Meet tidak perlu lagi melalui aplikasi tersendiri.

Kendati demikian, belum dapat dipastikan kapan Google akan benar-benar melebur dua layanan tersebut. Hanya dari laporan, ada sejumlah fitur kunci di Duo yang harus dialihkan ke Meet sebelum layanan tersebut benar-benar dimatikan, seperti end-to-end encryption, integrasi nomor telepon, dan efek 3D.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Google Meet Tambahkan Fitur untuk Tangkal

Sebelumnya, Google mengumumkan sebuah fitur keamanan baru di Google Meet yang digelar untuk pelanggan kelas online.

Fitur keamanan ini akan mulai berlaku dalam 15 hari ke depan. Dengan fitur ini, pengguna anonim tidak akan bisa bergabung di video conference yang diselenggarakan oleh pelanggan G Suit for Education atau G Suite Enterprise for Education.

Mengutip laman The Verge, Kamis (16/7/2020), kedua fitur ini tampaknya dirancang untuk mencegah "zoombombing". Ia merupakan istilah yang merujuk pada peristiwa apabila video conference disusupi oleh pihak tak bertanggung jawab yang mengganggu jalannya meeting dengan mengambil alih layar utama.

Biasanya, pelaku zoombombing suka menampilkan gambar atau video porno begitu berhasil menguasai layar utama.

3 dari 3 halaman

Hadir dalam Setting Default

Dalam pengumumannya, Google mengatakan, pengaturan keamanan baru ini akan dihidupkan secara default untuk pelanggan Education.

Disebutkan, satu-satunya cara untuk mematikannya adalah dengan menghubungi dukungan G Suite secara langsung.

Sekadar informasi, karena pandemi Covid-19, sekolah dan kegiatan belajar mengajar harus digelar secara online.

Laporan ZDNet menyebut, tak jarang, para siswa membagikan tautan kelas online mereka dan membuat kelas terganggu. Mereka berharap agar kelas segela dibubarkan.

Google bukan perusahaan pertama yang berupaya membasmi masalah gangguan pada video conference di platformnya. Zoom pun melakukan hal serupa.

Zoom memperkenalkan serangkaian peningkatan keamanan dan privasi baru untuk mengakhiri praktik zoombombing. Lewat pembaruan versi 5.0 ini, pengguna Zoom bisa mengunci rapat, menghapus peserta, dan membatasi sharing.

Zoom juga memungkinkan pengguna mengaktifkan kata sandi secara default bagi sebagian besar pelanggan, untuk membatasi siapa yang dapat mengakses pertemuan mereka.

(Dam/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini