Sukses

Peretasan Akun Twitter Bill Gates hingga Barack Obama Libatkan Orang Dalam?

Berdasarkan laporan, aksi peretasan itu melibatkan orang dalam atau karyawan Twitter sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, sejumlah akun Twitter milik orang ternama di dunia, seperti Bill Gate, Elon Musk, Jeff Bezos, Barack Obama dan lainnya menjadi korban peretasan.

Hanya dalam waktu singkat, banyak pihak yang meyakini pelaku mampu menipu dan meraup keuntungan dari pengikut akun yang telah diretas itu.

Diduga, peretasan itu disebabkan oleh zero day vulnerability yang mengeksploitasi sistem untuk mendapatkan akses ke akun tersebut.

Namun, banyak yang meyakini bahwa aksi peretasan itu terjadi karena hal lebih sederhana: dilakukan oleh orang dalam Twitter.

Dilansir dari Motherboard, Kamis (16/7/2020), mereka mengklaim telah memperoleh bukti bocoran tangkapan layar aksi peretasan tersebut.

Tak hanya itu, mereka juga sudah berbicara dengan dua sumber pelaku aksi peretasan yang mengambil alih akun Twitter milik Bill Gates dkk itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Proses Aksi Peretasan

Ilustrasi peretasan sistem komputer. (Sumber Pixabay)

Lebih lanjut, kedua sumber itu mengatakan mereka membayar karyawan Twitter untuk melakukan semua pekerjaan mereka. 

Sehubungan akun yang menjadi korban peretasan merupakan orang ternama, tidak mengherankan jika aksi ini dilakukan oleh orang dalam perusahaan.

Laporan itu juga mengungkap, alat yang digunakan untuk meretas akun adalah alat internal perusahaan yang hanya digunakan oleh karyawan.

 

3 dari 3 halaman

Twitter Sedang Selidiki

Ilustrasi Twitter  (iStockPhoto)

Twitter sendiri langsung menanggapi aksi peretasan itu dengan cepat. Mereka juga mengatakan, saat ini sedang melakukan penyelidikan internal.

Perusahaan masih mencari tahu apakah karyawan Twitter sendiri yang membajak akun itu, atau apakah mereka memberi akses terhadap alat itu kepada para peretas.

Twitter juga merilis pernyataan yang mengatakan, "Kami mendeteksi apa yang diyakini sebagai serangan rekayasa sosial terkoordinasi oleh orang-orang yang berhasil menargetkan beberapa karyawan dengan akses ke sistem dan alat internal."

(Ysl/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.