Sukses

Cara Membuat Kelas di Google Classroom

Salah satu layanan yang dapat memfasilitasi penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh adalah Google Classroom.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung menyebabkan aktivitas di sekolah dan perguruan tinggi berlangsung secara daring. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk menekan angka penularan Covid-19.

Salah satu layanan yang dapat memfasilitasi penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh adalah Google Classroom.

Di artikel ini kami akan membahas cara membuat kelas di Google Classroom seperti berikut:

1. Kunjungi halaman https://classroom.google.com/.

2. Di halaman tersebut, klik pada tanda "+", lalu akan muncul dua pilihan: Create class dan Join class.

3. Klik pada Create class.

Cara Membuat Kelas di Google Classroom. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

4. Isi informasi yang diperlukan: Class name, Section, Subject, Room.

5. Klik pada Create.

Cara bergabung di kelas di Google Classroom

Sama seperti membuat kelas, bergabung di kelas di Google Classroom juga sangat mudah. Alih-alih memilih Create class, siswa harus memilih Join class setelah mengetuk tanda "+" di halaman https://classroom.google.com/

Selepas itu siswa perlu mengetikkan kode dari kelas yang hendak ia masuki. Guru yang telah lebih dulu membuat kelas memiliki kode yang berperan sebagai "kunci" untuk bergabung di kelas itu.

Kode ini biasanya terdiri dari 6 hingga 7 karakter. Cukup dengan memasukkan kode yang guru bagikan, siswa dapat bergabung di kelas tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rencana Kemendikbud soal Pembelajaran Jarak Jauh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada pekan lalu menyatakan hanya akan mempermanenkan ketersediaan berbagai platform Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), baik yang bersifat daring maupun luring, yang selama ini telah ada untuk mendukung siswa dan guru dalam proses belajar mengajar selama masa pandemi corona.

Penggunaan platform ini tidak diwajibkan, tetapi akan dibuat tersedia. Adapun metode pembelajaran yang diberikan kepada siswa akan tetap ditentukan berdasarkan kategori zona pandemi.  

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril menegaskan sesuai Surat Keputusan Bersama Empat Kementerian pada Juni lalu, satuan pendidikan yang berada pada zona hijau dan memenuhi berbagai persyaratan ketat lainnya dapat melaksanakan metode pembelajaran secara tatap muka.

Iwan mengatakan, jumlah daerah yang melakukan pembelajaran tatap muka akan terus meningkat seiring dengan waktu. 

Adapun pendidikan jarak jauh hanya akan dilakukan pada satuan pendidikan di zona kuning, oranye, serta merah, dan tidak akan permanen.

"Yang akan permanen adalah tersedianya berbagai platform PJJ, termasuk yang bersifat daring dan luring seperti Rumah Belajar, yang akan terus dilangsungkan guna mendukung siswa dan guru dalam proses belajar mengajar,” jelas Iwan pada Bincang Sore secara virtual, di Jakarta, pada Senin (6/07/2020).

 

3 dari 3 halaman

Model hybrid

Iwan menambahkan, terkait pemanfaatan berbagai platform pendidikan berbasis teknologi yang telah tersedia, Kemendikbud mendorong pembelajaran dengan model kombinasi (hybrid). Model ini sangat bermanfaat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan inovatif dalam menghadapi revolusi industri 4.0. 

"Saya yakin model pembelajaran berbasis kombinasi pembelajaran ini akan terbukti efektif meningkatkan kemampuan dan kompetensi siswa dalam bersaing di dunia global saat ini,” jelas Iwan.

Melalui pembelajaran dengan model kombinasi, kata dia, guru dan siswa akan terus melanjutkan penerapan teknologi yang dikombinasikan dengan tatap muka sebagai metode pembelajaran terpadu.

Dengan begitu, alat bantu pembelajaran tidak hanya berupa buku teks saja, namun berbagai platform teknologi yang telah dimanfaatkan dalam PJJ selama pandemi. 

"Yang paling penting adalah peran guru tidak akan tergantikan teknologi dalam pembelajaran. Namun, untuk mengakselerasi kompetensi siswa peran teknologi akan sangat mendukung,” jelas Iwan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.