Sukses

Jawaban Operator saat DPR Minta Internet Murah untuk Ojol, Siswa hingga PNS

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Sukamta meminta kepada operator seluler untuk mempertimbangkan pemberian tarif internet murah bagi masyarakat, khususnya pengemudi ojek online, UMKM, siswa, hingga PNS.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Sukamta meminta kepada operator seluler untuk mempertimbangkan pemberian tarif internet murah bagi masyarakat, khususnya untuk pengemudi ojek online, UMKM, siswa sekolah, hingga PNS.

Menurutnya, tarif internet murah diperlukan oleh kelompok masyarakat di atas pada masa pandemi Covid-19, karena segala aktivitas mulai dari pekerjaan hingga belajar harus dilakukan secara online.

"Masyarakat kita yang dipaksa WFH itu mengalami penambahan beban komunikasinya bertambah. Sebelumnya bekerja dan sekolah, hari ini mereka dipaksa belajar di rumah, bisnis dari rumah dan ini perlu solusi serius," kata Sukamta kepada pihak operator seluler saat Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI yang ditayangkan live streaming, Kamis (2/7/2020).

Sukamta mengatakan, dirinya sudah menyerukan ke pemerintah untuk memberikan internet gratis ke masyarakat, khususnya ke pelajar, UMKM, atau pengemudi ojek online. Namun sampai saat ini, pemerintah belum memberikan persetujuan atas hal itu.

Ia meminta kepada para petinggi operator untuk memangkas tarif internet menjadi lebih rendah dan melaporkan program tersebut sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

"Saya membayangkan, sebagian USO bisa dipotong untuk subsidi internet, namun belum dijawab. Saya berharap (operator seluler) bisa memangkas tarif internet per KB/ MB di masa sulit, tarif komunikasi diturunkan agar beban masyarakat bisa berkurang," kata Sukamta.

Tidak lupa, Sukamta mengapresiasi langkah operator telko yang memberikan akses gratis terhadap situs web atau aplikasi belajar tertentu. "Tapi lebih bagus kalau kasih general, tarifnya diturunkan sehingga beban rakyat agak berkurang," ujarnya.

Sukamta juga sempat mencontohkan, jika di masyarakat ada warga yang memiliki 5 anak usia sekolah dan semuanya membutuhkan internet untuk belajar di rumah. Beban komunikasi warga tersebut bisa saja melebihi konsumsi kebutuhan sehari-hari.

Bahkan PNS pun tak luput dari perhatiannya. Menurutnya, ada juga PNS yang juga mengeluhkan setengah gajinya dipakai untuk kebutuhan telekomunikasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tanggapan Telkomsel dan Indosat Ooredoo

Lantas, bagaimana jawaban operator seluler atas permintaan penurunan tarif internet ini?

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan, sebagai pelaku bisnis, operator tentu mengejar keuntungan dan tidak lupa juga membantu masyarakat.

"Agar bisa untung sekaligus membantu masyarakat, yang kami lakukan, kami tidak menurunkan tarif secara keseluruhan, tetapi subsidi silang. Misalnya, akses ke situs belajar tertentu kami berikan 0 rating (digratiskan), untuk konten belajar tarifnya diturunkan," kata pria yang karib disapa Anto ini.

Ia menambahkan, tujuan dari subsidi silang ini adalah agar subsidi diberikan kepada sasaran yang tepat, dalam hal ini adalah pelajar ataupun mahasiswa.

"Kalau businessman, bisnisnya tidak bermasalah, tarifnya tidak diturunkan. Telkomsel fokus (membantu) di bidang pendidikan dan kesehatan," ujar Anto.

Sementara, terkait pemangkasan tarif internet ini, Director and Chief Strategy & Innovation Officer Indosat Ooredoo Arief Musta'in mengatakan, pihak Indosat Ooredoo tengah melakukan pendekatan dengan Kementerian Agama untuk memberi subsidi khusus untuk guru dan murid madrasah.

"Ini berlaku seluruh Indonesia kemarin dengan Dirjen Pendidikan Dasar Islam, ada pricing khusus kepada seluruh guru dan siswa madrasah, tinggal tunjukkan kartu siswa mereka, kemudian bisa mendapatkan produk itu," kata Arief.

Sementara untuk lingkungan kampus, Indosat Ooredoo bekerja sama dengan beberapa kampus untuk menggratiskan akses internet ke situs web kampus yang telah bekerja sama, termasuk jika kampus memiliki layanan video conference.

"Pendekatannya tidak bisa common seperti yang bapak sampaikan, tetapi kami lakukan pendekatan territory demi territory, sehingga kalau kampus punya layanan video, saat akses web kampus gratis," katanya.

3 dari 3 halaman

Kata XL Axiata

Serupa, CEO sekaligus Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, akses internet gratis hanya diberikan untuk website atau aplikasi pembelajaran setelah melihat bahwa ketika diberikan free access, trafik yang tinggi adalah video streaming, bukan aplikasi pembelajaran.

"Awalnya kami beri umum, ternyata trafik yang naik tinggi adalah video streaming, akhirnya kami batasi akses gratisnya hanya untuk portal belajar agar pemakaian free bisa lebih bertanggung jawab," kata Dian.

Sementara terkait internet murah, Dian mengatakan, XL sangat ingin membantu masyarakat dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini. Namun, ada beberapa komponen dari biaya produksi yang perlu diperhatikan agar tarif bisa diturunkan.

"Pertama ada infrastruktur yang harus dibangun, usulan kami ada network sharing. Yang kedua adalah pajak, jadi kalau ada delay payment bisa membantu. Sementara usulan menggunakan USO sebagai dana CSR, kami perlu melihat lebih lanjut implikasi pajak dan dari sisi pemerintah, kalau boleh, itu kami dalami lebih lanjut," kata Dian.

(Tin/Isk)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini