Sukses

5 Teknologi Canggih untuk Lindungi Spesies Laut hingga Habitat Liar

Berikut adalah 5 teknologi canggih yang dapat melindungi keanekaragaman hayati untuk merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, Jumat (5/6/2020) adalah Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day (WED). Momen tahunan ini mendorong seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadarannya dalam melindungi alam dan planet Bumi.

Tahun ini fokusnya adalah perlindungan keanekaragaman hayati dunia atau biodiversity. Keanekaragaman hayati menjadi bagian dari kehidupan manusia yang diwujudkan dari makanan sampai obat-obatan.

Menurut laman World Environment Day, 87 dari 115 tanaman pangan global bergantung pada penyerbukan serangga atau hewan.

Keanekaragaman hayati juga membantu mencegah dampak perubahan iklim saat hutan mengubah karbon dioksida menjadi oksigen ke udara yang kita hirup sambil terus menyejukkan Bumi.

Namun, dunia kini dilanda krisis kenanekaragaman hayati. Tahun lalu, Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) menemukan ada satu juta spesies terancam punah.

Teknologi pun diciptakan untuk membendung ancaman tersebut. Menurut Google, berikut adalah 5 teknologi yang dapat melindungi keanekaragaman hayati untuk merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Melindungi spesies laut dengan cloud computing

Lautan menutupi 72% permukaan Bumi, dan keragaman spesiesnya sangat unik. Selain itu, banyak orang menggantungkan mata pencahariannya kepada laut, terutama di Asia-Pasifik.

Pada tahun 2016, bersama dengan Oceana dan SkyTruth, Google meluncurkan Global Fishing Watch, sebuah platform untuk meningkatkan kesadaran terhadap industri perikanan serta mendorong kebijakan yang ramah lingkungan melalui transparansi.

Global Fishing Watch mengombinasikan teknologi cloud computing dengan data satelit, dan untuk pertama kalinya di dunia, menyediakan pandangan global terhadap aktivitas penangkapan ikan komersial.

Inisiatif ini menyediakan bagi semua orang di dunia--baik perorangan, pemerintah, industri, dan peneliti--sebuah platform online untuk memvisualisasikan, melacak, dan membagikan informasi tentang aktivitas perikanan secara global. 

 

 

 

 

 

 

3 dari 6 halaman

2. Melindungi hutan hujan tropis dengan machine learning

Deforestasi menyebabkan 17% dari emisi karbon global dan Rainforest Connection menggunakan TensorFlow, platform machine learning open-source Google, untuk mencegah pembalakan liar di berbagai hutan hujan tropis di seluruh dunia.

Mereka menempatkan ponsel model lama di atas pohon untuk merekam suara di hutan lalu melatih sistem machine learning untuk mengenali suara gergaji mesin dari berbagai suara yang ada di hutan.

Ini membantu para penjaga hutan mendapatkan notifikasi instan saat ada pembalak liar yang berusaha menebang pohon secara ilegal.

 

4 dari 6 halaman

3. Memonitor habitat liar dengan teknologi pemetaan

Habitat alami sangatlah penting bagi perlindungan dan keberlangsungan hidup berbagai spesies flora dan fauna di seluruh dunia. Deforestasi menyebabkan 17% dari emisi karbon global.

Itulah mengapa kita perlu secara ketat memonitor dan pada akhirnya mengurangi risiko deforestasi untuk memastikan habitat yang ada tetap dilestarikan.

Maka dari itu, pada tahun 2013, melalui kerja sama yang dipimpin oleh para peneliti di University of Maryland, kami membantu peluncuran Global Forest Watch, yaitu sebuah peta yang menguantifikasikan luas hutan secara global dan perubahannya, mulai dengan data dari tahun 2000.

Pemetaan hutan global secara kronologis ini tidak hanya memungkinkan berbagai aplikasi ilmiah, seperti upaya pemodelan perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.

Namun juga menjadi dasar bagi pembentukan kebijakan dengan menyediakan data objektif tentang hutan yang bisa langsung dimanfaatkan oleh pemerintah, organisasi sipil, dan industri swasta untuk memperbaiki pengelolaan hutan.

 

5 dari 6 halaman

4. Mengurangi emisi karbon dengan Environmental Insights Explorer

Pemanasan global telah berdampak besar pada habitat alami berbagai spesies, dan mengurangi emisi karbon adalah salah satu cara menanggulanginya.

Environmental Insights Explorer adalah sebuah alat online yang dibuat melalui kolaborasi dengan Global Covenant of Mayors for Climate & Energy (GCoM) dan sejauh ini telah digelar di lebih dari 120 kota di seluruh dunia.

Alat ini dirancang untuk memudahkan aparat pemerintah kota mengakses dan menindaklanjuti kumpulan data baru terkait iklim.

 

6 dari 6 halaman

5. Memvisualisasikan dampak perubahan iklim dengan data aktual

Mulai dari peta yang menggambarkan data aktual dan prediksi peningkatan tinggi permukaan laut, hingga visualisasi data interaktif yang mengajak kamu menyelam di laut dan melihat dampak kenaikan suhu.

'Heartbeat of the Earth' adalah sebuah inisiatif yang dilakukan bersama dengan UNFCCC untuk meningkatkan kesadaran terhadap dampak perubahan iklim.

(Isk/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini