Sukses

Gameloft Boyong Deretan Gim Klasik ke Android untuk Rayakan Ulang Tahun ke-20

Gameloft memboyong deretan gim klasiknya ke ekosistem Android bertepatan dengan ulang tahun ke-20.

Liputan6.com, Jakarta - Gameloft  memboyong deretan gim klasiknya ke ekosistem Android. Kehadiran gim lawas besutan studio asal Prancis itu sekaligus bertepatan dengan ulang tahun ke-20.

"Kami merayakan ulang tahun kedua puluh dengan merilis Gameloft Classics, aplikasi Android gratis berisi 30 gim mobile ikonik kami," tutur Gameloft melalui akun Twitternya.

Dikutip dari First Post, Kamis (23/4/2020), lewat kehadiran aplikasi ini, perusahaan juga ingin berterima kasih pada para pemain karena dengan dukungan para pemain, mereka bisa bertahan sejauh ini.

Sebagai informasi ini, ini kali pertama Gameloft merilis gim lawasnya untuk smartphone modern. Sebelumnya, mereka lebih sering membangun gim baru untuk mobile platform teranyar.

Mengingat gim ini ditujukan untuk mobile platform masa kini, perusahaan sudah melakukan penyesuaian untuk mendukung layar sentuh. Genre yang dihadirkan pun beragam, mulai dari action, arcade, puzzle, sports, card game, dan life simulation.

Beberapa gim yang hadir di aplikasi ini adalah Bubble Bash 2, Brain Challenge, Gangstar 2: Kings of L.A., Vampire Romance, Soul of Darkness, hingga Platinum Solitaire 3.

Bagi kamu yang tertarik menjajal kembali gim klasik Gameloft, aplikasi ini sudah tersedia di Google Play Store. Kamu perlu menyiapkan ruang 78MB untuk dapat memainkan aplikasi ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terungkap, Lebih dari 40 Persen Mobile Gamer Berbuat Curang Agar Bisa Menang

Terlepas dari rilis Gameloft, lebih dari seperampat penduduk dunia diperkirakan bakal menjadi mobile gamer aktif pada 2021. Mereka diestimasi akan mengeluarkan lebih dari US$ 180 miliar atau sekitar 2.811 triliun untuk gim mobile.

Namun sayangnya, menurut survei dari Adjust, pertumbuhan ini juga disertai dengan bertambahnya penipuan bot dalam aplikasi.

Pemain curang menggunakan bot--mesin yang menjalankan tugas repetitif di aplikasi atau situs web untuk otomatisasi gameplay--membuat mereka unggul dari pemain asli dengan cara yang curang.

Secara mengejutkan, Adjust, menemukan ada 41 persen dari mobile gamer pernah membeli bot agar dapat menang dan rata-rata mengeluarkan US$ 65 atau Rp 1 jutaan.

Penelitian tersebut mengkaji profil para gamer di Amerika Serikat serta dampak bot terhadap komunitas gim dan perekonomian. Berikut ini hasil surveinya.

3 dari 3 halaman

Dampak Negarif Bot

- 31% responden mengatakan bahwa mereka selalu bermain melawan bot.

- 63% mengatakan bahwa bot berdampak negatif terhadap gim, komunitas, dan perekonomian. Hampir tiga perempat (74%) dari responden yang mengatakan hal ini berasal dari Generasi Y dan 61% di antaranya bermain game setiap hari.

- 12% responden Generasi Z mengeluarkan $201+ untuk bot -- jumlah terbesar di antara semua kohort generasi.

- e-Marketer melaporkan bahwa mayoritas gamer seluler di Amerika Serikat adalah wanita; akan tetapi, hampir tiga perempat (72%) dari responden survei Adjust yang pernah menggunakan bot adalah pria dan hanya 28% adalah wanita.

- Hampir setengah (48%) dari responden survei Adjust, yang menggunakan bot, adalah pria dan 30% adalah wanita. Berdasarkan generasi, setengah dari pengguna bot gim yang disurvei berasal dari Generasi Y atau Generasi X.72% responden yang pernah membeli bot adalah pria. 

Selain itu, ini jawaban mereka saat ditanya tentang pernyataan terkait bot yang berlaku bagi mereka:

- 39% responden mengatakan bahwa bot merusak gim untuk pemain lainnya.

- 37% responden mengatakan bahwa penggunaan bot merupakan kecurangan. - 27% responden mengatakan bahwa pemain seharusnya berhak menggunakan bot dan 28% responden mengatakan bahwa mereka kemungkinan akan menggunakan bot jika pemain lainnya juga melakukan hal serupa.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan oleh Censuswide atas nama Adjust dan melibatkan lebih dari 500 gamer di Amerika Serikat pada tanggal 21-24 Februari 2020.

(Dam/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.