Sukses

Pengisi Daya Cepat Komersial Merusak Baterai Mobil Listrik

Sekelompok peneliti di University of California, Riverside, menemukan bahwa pengisi daya cepat di tempat umum dapat merusak baterai mobil listrik. Mengapa?

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok peneliti di University of California, Riverside, menemukan bahwa pengisi daya cepat di tempat umum dapat merusak baterai mobil listrik.

Pengisi daya komersial itu, sebagaimana dikutip keterangan resmi peneliti via Eurekalert, Sabtu (14/3/2020), membuat baterai mobil listrik mengalami suhu tinggi dan sangat resisten, yang dapat menyebabkan baterai retak, bocor, dan kehilangan kapasitas penyimpanannya.

Para peneliti, untuk mengatasi masalah ini, telah mengembangkan metode pengisian pada suhu lebih rendah dengan risiko kerusakan dan kehilangan kapasitas penyimpanan yang lebih kecil.

Mihri Ozkan, profesor teknik elektro dan komputer, bersama dengan Cengiz Ozkan, profesor teknik mesin di Marlan and Rosemary Bourns College of Engineering, mengisi dua baterai lithium-ion silinder NCR 18650B--baterai jenis ini biasanya digunakan di mobil listrik Tesla--dengan dua metode berbeda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dua Metode Berbeda

Baterai pertama diisi dengan metode pengisian cepat komersial, sama seperti pengisi daya cepat yang umum ditemukan di sepanjang jalan raya.

Baterai lainnya diisi dengan menggunakan algoritma pengisian cepat baru berdasarkan resistensi internal baterai, yang mengganggu aliran elektron.

Metode pengisian baru ini merupakan sistem adaptif yang memeriksa hambatan internal baterai selama pengisian. Itu terhenti ketika resistensi internal aktif untuk mengeliminasi hilangnya kapasitas pengisian.

3 dari 3 halaman

Hasil

Kapasitas penyimpanan baterai untuk kedua teknik pengisian tetap sama hingga 13 siklus pengisian pertama. Setelah itu, metode pengisian cepat komersial menyebabkan kapasitas baterai menurun.

Setelah 40 siklus pengisian, baterai hanya mampu menyimpan 60 persen dari total kapasitas penyimpanan mereka.

Adapun baterai yang diisi menggunakan metode pengisian resistensi internal para para peneliti mampu mempertahankan kapasitas lebih dari 80 persen setelah siklus ke-40.

(Why/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini