Sukses

Strategi Byte Gaet Pengguna, Siap Berbagi Penghasilan dengan Kreator

Byte mengatakan akan membuka program rekanan untuk para kreator dan menjanjikan penghasilan bagi mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Byte yang menjadi penerus Vine ternyata sudah Minggu (2/2/2020), para kreator yang bekerja sama ini akan dibayar oleh Byte. Terlebih, apabila kreator tersebut memang bisa menarik perhatian banyak penonton.

Untuk itu, Byte membuat sebuah program rekanan dengan nama 'Partner Pool'. Program ini akan akan dibuka setiap 120 hari sekali dan kreator yang bergabung akan mendapat pembayaran setiap 30 hari sekali.

Adapun raihan pendapatan dari tiap kreator diukur berdasarkan jumlah penonton dalam periode tersebut. Jadi, makin banyak jumlah view yang diperoleh, kreator tersebut akan berada di posisi atas dan mendapat lebih banyak uang.

Byte mengatakan uang tersebut akan berasal dari iklan yang muncul, tapi platform ini memastikan tidak ada iklan tertarget. Dalam fase awal, seluruh pemasukan dari iklan disebut akan diberikan pada para kreator rekanan.

Kendati demikian, program rekanan ini memang belum terbuka untuk semua orang. Byte baru mengundang sejumlah kreator rekanan di Amerika Serikat dalam tahap awal program ini.

Tidak hanya lewat program ini, perusahaan juga menjanjikan akan ada beberapa cara yang memungkinkan kreator untuk mendapatkan pemasukan. Karenanya, menarik untuk menanti langkah Byte selanjutnya di tengah tren platform video pendek saat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Byte, Layanan Video Pendek Pengganti Vine Kini Tersedia di iOS dan Android

Untuk diketahui, pada 2017, Twitter menghentikan platform video pendek Vine. Kini, pendiri Vine, Dom Hofmann, meluncurkan sebuah aplikasi berbagi video berdurasi 6 detik yang bernama Byte.

Mengutip laman The Verge, Sabtu (25/1/2020), Hofmann mengembangkan aplikasi itu sebagai suksesor Vine. Ia menyebut, aplikasi Byte sudah tersedia di iOS dan Android.

Sayangnya saat Tekno Liputan6.com mencoba mengunduh Byte di Play Store Android, terdapat keterangan bahwa Byte belum tersedia di Indonesia.

Aplikasi ini sebenarnya sudah tersedia dalam versi beta selama beberapa waktu. Namun, ia baru dirilis sekarang ini sebagai sebuah kejutan.

Sekadar informasi, Hofmann telah mengembangkan Byte selama beberapa tahun. Dia membuat Byte setelah berhenti dari Vine, beberapa waktu setelah platform tersebut diakuisisi Twitter.

3 dari 3 halaman

Janji Rilis Tahun Lalu

Hoffman kerap membagikan informasi tentang perkembangan dari aplikasi yang dibuatnya itu sejak November 2018. Bahkan, dia sempat menjanjikan Byte akan dirilis tahun lalu.

Byte sendiri sebelumnya digadang-gadang akan mengusung nama V2. Namun akhirnya diberi nama Byte pada Mei 2018.

Nama Byte mungkin sedikit membingungkan bagi sebuah platform video, pasalnya nama Byte mirip dengan Bytedance, induk perusahaan TikTok.

(Dam/Ysl)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.