Sukses

Huawei Bicara Soal Kemungkinan Pakai Layanan Google

Huawei sempat mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menggunakan layanan Google (GMS), meski nantinya ada larangan dagang sudah dicabut.

Liputan6.com, Jakarta - Huawei  belum lama ini mengatakan tidak akan memakai layanan Google (GMS), meski nantinya larangan dagang sudah tidak diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat.

Hal itu itu diungkapkan oleh Manager Huawei di Austria Fred Wangfei dalam sebuah wawancara. Menurut Wangfei, Huawei telah memastikan tidak akan menggunakan layanan GMS.

Dengan kata lain, smartphone Huawei tidak akan dibekali aplikasi Google yang biasanya ada di Android, seperti Google Maps hingga Play Store.

Kendati demikian, menurut pernyataan perusahaan terbaru, Huawei ternyata masih membuka pembicaraan kerja sama. Dikutip dari The Verge, Jumat (31/1/2020), layanan GMS tidak dimungkiri telah membantu Huawei menjadi merek smartphone kenamaan dunia.

"Pilihan pertama kami adalah ekosistem Android terbuka, termasuk GMS yang membantu perusahaan menjadi nomor dua di dunia untuk pengapalan smartphone," tutur juru bicara Huawei.

Meski masih membuka diri untuk memakai layanan Google, Huawei belum memastikan seperti apa nantinya hubungan kedua perusahaan di masa depan. Untuk itu, Huawei sendiri sebenarnya sudah mengembangkan layanan sendiri bernama Huawei Mobile Services (HMS).

"Kami sendiri sekarang sedang mengembangkan HMS dan mengajak para pengembang untuk bergabung. Tawaran ini pun diterima dengan baik di Eropa," tutur juru bicara perusahaan tersebut.

Perlu diketahui, Huawei saat ini sebenarnya masih menggunakan sistem operasi Android, tapi tidak dapat menyertakan layanan Google di dalamnya. Karenanya, perusahaan asal Tiongkok itu mengembangkan Android Aplication Package (API) sendiri untuk mendukung perangkatnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Inggris Izinkan Huawei Ambil Bagian dalam Jaringan 5G

Terlepas dari keputusan itu, Inggris akhirnya memutuskan untuk terus menggunakan peralatan Huawei dalam pembangunan jaringan 5G, tapi dengan pembatasan. Peralatan Huawei tidak akan digunakan untuk bagian-bagian sensitif jaringan, atau yang dikenal sebagai core network.

Dikutip dari BBC, Rabu (29/11/2020), Huawei hanya diizinkan "menyumbang" 35 persen dari peralatan periphery (pinggiran) jaringan , yang termasuk tiang radio. Namun, produk Huawei tidak akan berada di dalam area-area di dekat pangkalan militer dan situs nuklir.

Perwakilan kantor Perdana Menteri (PM) Inggris mengatakan Boris Johnson telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terkait keputusan tersebut.

"PM menggarisbawahi pentingnya negara-negara yang berpikiran sama untuk bekerja sama mendiversifikasi pasar, dan mematahkan dominasi sejumlah perusahaan-perusahaan," jelas kantor PM Inggris.

Pemerintah AS berulang kali mendesak Inggris agar tidak menggunakan teknologi dan produk-produk Huawei. Desakan ini disampaikan para delegasinya hingga Donald Trump secara langsung.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, sebelumnya mengungkapkan penggunaan peralatan Huawei dapat menimbulkan risiko mata-mata. "Kami tidak akan dapat berbagi informasi dengan negara-negara yang memasukkannya (Huawei) ke dalam sistem informasi penting," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengatakan keputusan tersebut tidak akan memengaruhi hubungan berbagi intelijen Inggris dengan AS dan para sekutunya yang lain.

"Tidak ada dalam ulasan ini yang memengaruhi kemampuan negra ini untuk berbagi data intelijen yang sangat sensitif melalui jaringan yang sangat baik di Inggris, dan mitra-mitra kami," ungkapnya.

3 dari 3 halaman

Respons Huawei Inggris

Berdasarkan dokumen yang dipublikasikan oleh National Cyber Security Centre (NCSC) Inggris, mengindikasikan bahwa jaringan Inggris akan memiliki waktu tiga tahun untuk mematuhi batasan penggunaan peralatan Huawei.

"Huawei diyakinkan oleh konfirmasi pemerintah Inggris bahwa kami dapat terus bekerja dengan pelanggan kami untuk mempertahankan peluncuran 5G. Ini memberikan Inggris akses ke teknologi terkemuka dunia dan memastikan pasar yang kompetitif," kata pimpinan Huawei Inggris, Victor Zhang.

Pemerintah Inggris mengatakan membutuhkan pemasok peralatan jaringan yang beragam untuk telekomunikasi di negara tersebut. Selain Huawei, ada empat provider jaringan utama di dunia yaitu Nokia, Ericsson, Samsung dan ZTE.

Inggris saat ini bergantung pada Huawei, Nokia, dan Ericsson untuk jaringan telekomunikasinya.

(Dam/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler layar sentuh yang diciptakan oleh Google
    Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler layar sentuh yang diciptakan oleh Google

    Android

  • Google adalah salah satu perusahaan Amerika Serikat yang berkhususkan pada jasa dan produk internet.

    Google

  • Huawei

Video Terkini