Sukses

Pernyataan Huawei soal Izin Inggris untuk Jaringan 5G

Pihak Huawei menyambut baik izin yang diberikan oleh pemerintah Inggris terkait pembangunan jaringan 5G.

Liputan6.com, Jakarta - Huawei menyambut baik izin yang diberikan oleh pemerintah Inggris terkait kelanjutan pembangunan jaringan 5G. Hal ini disampaikan oleh Vice President Huawei, Victor Zhang, dalam pernyataan resmi perusahaan.

Zhang mengungkapkan, keputusan tersebut diharapkan akan memacu pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang semakin canggih, aman, dan murah di masa depan.

"Huawei menerima konfirmasi dari pemerintah Inggris, yang telah membuka kembali kesempatan kepada kami untuk melanjutkan kerja sama yang telah terbangun bersama dengan pelanggan-pelanggan dalam menuntaskan roll-out 5G," ungkap Zhang dalam keterangan resminya, Rabu (29/1/2020).

"Keputusan ini juga diharapkan mendorong dihadirkannya teknologi kelas dunia bagi Inggris, sekaligus sebagai jaminan untuk menciptakan pasar teknologi yang kompetitif," sambungnya.

Dijelaskannya, Huawei selama 15 tahun konsisten dalam menghadirkan berbagai teknologi baru bagi operator-opeator telekomunikasi di Inggris.

"Berpijak pada rekam jejak kami di dunia teknologi, kami berkomitmen untuk terus mendukung pelanggan-pelanggan yang telah mempercayakan investasi mereka dalam membangun jaringan 5G, sehingga dapat turut memacu tumbuhnya perekonomian negara dalam upaya mereka untuk memenangkan persaingan global," tutur Zhang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inggris Izinkan Huawei Ambil Bagian dalam Jaringan 5G

Inggris akhirnya memutuskan untuk terus menggunakan peralatan Huawei dalam pembangunan jaringan 5G, tapi dengan pembatasan. Peralatan Huawei tidak akan digunakan untuk bagian-bagian sensitif jaringan, atau yang dikenal sebagai core network.

Dikutip dari BBC, Huawei hanya diizinkan "menyumbang" 35 persen dari peralatan periphery (pinggiran) jaringan , yang termasuk tiang radio. Namun, produk Huawei tidak akan berada di dalam area-area di dekat pangkalan militer dan situs nuklir.

Perwakilan kantor Perdana Menteri (PM) Inggris mengatakan Boris Johnson telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terkait keputusan tersebut.

"PM menggarisbawahi pentingnya negara-negara yang berpikiran sama untuk bekerja sama mendiversifikasi pasar, dan mematahkan dominasi sejumlah perusahaan-perusahaan," jelas perwakilan kantor PM Inggris.

Pemerintah AS berulang kali mendesak Inggris agar tidak menggunakan teknologi dan produk-produk Huawei. Desakan ini disampaikan para delegasinya hingga Donald Trump secara langsung.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, sebelumnya mengungkapkan penggunaan peralatan Huawei dapat menimbulkan risiko mata-mata. "Kami tidak akan dapat berbagi informasi dengan negara-negara yang memasukkannya (Huawei) ke dalam sistem informasi penting," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengatakan keputusan tersebut tidak akan memengaruhi hubungan berbagi intelijen Inggris dengan AS dan para sekutunya yang lain.

"Tidak ada dalam ulasan ini yang memengaruhi kemampuan negara ini untuk berbagi data intelijen yang sangat sensitif melalui jaringan yang sangat baik di Inggris, dan mitra-mitra kami," ungkapnya.

(Din/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.