Sukses

Tiongkok Kian Siap Jadi Kompetitor GPS milik Amerika Serikat

Tiongkok baru saja mengumumkan sistem navigasi berbasis satelit miliknya makin siap tahun depan.

Liputan6.com, Jakarta - Tiongkok kian siap menjadi kompetitor GPS (Global Positioning System) dari Amerika Serikat. Hal ini dipastikan setelah negara tersebut mengumumkan kesiapan teknologi tandingan navigasi berbasis satelit besutannya.

Dikutip dari Tech Crunch, Selasa (31/12/2019), layanan jaringan satelit ini memiliki nama Beidou. Menurut Nikkei Asian Review, Beidou akan menjadi kompetitor besar dari GPS milik Angkatan Udara Amerika Serikat.

Prediksi itu bukannya tanpa alasan sebab 70 persen smartphone di Tiongkok diketahui sudah memanfaatkan layanan Beidou. Layanan Beidou sendiri disebut menjadi bagian dari rencana Tiongkok untuk melawan hegemoni teknologi komunikasi Amerika Serikat, salah satunya GPS. 

Rencananya, Tiongkok akan meluncurkan dua satelit terakhir untuk mendukung operasional Beidou pada Juni 2020. Tidak hanya navigasi, Beidou disebut sekaligus mendukung teknologi 5G yang akan hadir.

Perlu diketahui, peluncuran satelit ini akan menjadi tahap ketiga dari bagian pengembangan Beidou. Adapun sistem ini pertama kali diluncurkan 19 tahun lalu dan hadir di Asia Pasifik mulai 2012.

Saat ini, ada sekitar 120 rekanan yang sudah menyatakan siap bekerja sama dengan layanan Beidou. Para mitra itu menjalin kerja sama dalam inisiatif 'Satu Sabuk, Satu Jalan' yang dicanangkan Tiongkok pada 2013.

Untuk informasi, Tiongkok menjadi negara keempat yang memiliki sistem navigasi berbasis satelit. Selain Amerika Serikat dengan GPS, ada Rusia yang memiliki GLONASS dan Galileo dari Uni Eropa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ilmuwan Bakal Implan Chip GPS ke Dalam Tubuh Manusia

Terlepas dari informasi di atas, sejumlah peneliti dari Massachussets Institute of Technology dilaporkan tengah mengembangkan teknologi GPS yang akan 'ditanam' ke dalam tubuh manusia. Pengembangan teknologi ini didasari alasan untuk membantu dunia kesehatan.

Dilansir CNET pada Senin (11/3/2019), pengembangan GPS yang dikepalai oleh profesor Dina Katabi ini sudah nyaris rampung.

Adapun chip GPS tersebut diberi nama "ReMix". Ia akan hadir dalam bentuk chip wireless mini yang akan di-implan ke dalam tubuh manusia.

Nantinya, dengan ReMix, dokter akan bisa mengecek GPS tersebut di sebuah layar.

Ambil contoh, saat dokter ingin mencari tumor di dalam tubuh pasien, mereka akan memanfaatkan ReMix dan melihat jalurnya untuk menemukan tumor.

3 dari 3 halaman

Tahap Uji Coba

Dalam uji coba ReMix, ilmuwan membawa tumor palsu dalam sebuah kontainer besar. Mereka meletakkan ReMix di kontainer tersebut dan membiarkanya mencari tumor palsu di dalam kontainer.

Nah, dalam pengaplikasiannya di tubuh manusia, ReMix mampu bekerja dua kali lipat lebih baik. Pasalnya, kulit manusia dianggap mampu memendarkan sinyal lebih kuat.

Belum diungkap kapan ReMix akan digunakan di industri kesehatan. Ilmuwan pun mengakui kalau mereka harus menguji ReMix dalam beberapa rangkaian uji coba lanjutan. 

(Dam/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.