Sukses

ByteDance Bantah Rumor Jual TikTok

Induk usaha TikTok, ByteDance, membantah adanya rumor yang menyebut, perusahaan mau menjual TikTok.

Liputan6.com, Jakarta - Induk usaha TikTok, ByteDance, membantah adanya rumor yang menyebut, perusahaan mau menjual TikTok. Laporan ini pertama kali diterbitkan oleh Bloomberg.

Namun tidak lama kemudian, Reuters melaporkan, perusahaan Tiongkok ByteDance tak ada rencana untuk menjual TikTok dalam waktu dekat ini.

"Belum ada diskusi mengenai adanya penjualan sebagian atau seluruh saham TikTok. Rumor ini tidaklah benar," kata seorang juru bicara ByteDance melalui email kepada Business Insider yang dikutip Jumat, (27/12/2019).

Laporan Bloomberg sebelumnya menekankan, tidak ada keputusan resmi yang dibuat mengenai masa depan TikTok. Namun, laporan menyebut, beberapa penasihat perusahaan menyarankan adanya penjualan parsial.

Dalam memo internal Kepala TikTok Alex Zhu kepada karyawan, ByteDance sendiri menolak penjualan parsial tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dibantah Bos TikTok

Dalam klarifikasinya, Zhu membantah adanya diskusi apapun terkait penjualan TikTok.

"Saya ingin meyakinkan kepada Anda, kami tidak melakukan diskusi dengan pembeli potensial TikTok. Kami juga tidak memiliki niat untuk itu," kata Zhu.

ByteDance sendiri merupakan salah satu perusahaan privat dengan nilai valuasi tertinggi di dunia. Valuasinya sekarang sekitar USD 75 miliar.

3 dari 3 halaman

Facebook-nya Tiongkok

ByteDance juga disebut-sebut sebagai Facebook-nya Tiongkok karena besarnya perusahaan dan kepemilikan atas berbagai aplikasi populer.

Sebelumnya ByteDance merilis TikTok versi Tiongkok bernama Douyin di tahun 2016. Sementara TikTok sendiri dirilis 2017.

TikTok kini sudah diunduh sebanyak 1,5 miliar kali dan jumlah pengguna aktifnya mungkin setara dengan Instagram dan Snapchat.

Kesuksesan TikTok bukan tanpa kritik, pasalnya TikTok malah dikritik gara-gara berasal dari Tiongkok dan dianggap jadi mata-mata negara tersebut.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.