Sukses

Facebook Garap Sistem Operasi Sendiri, Siap Lepas dari Android

Facebook dilaporkan tengah mengembangkan sistem operasi mandiri untuk dipakai di sejumlah perangkat besutannya.

Liputan6.com, Jakarta - Facebook dilaporkan tengah mengembangkan sistem operasi sendiri untuk perangkat besutannya. Berdasasrkan laporan The Information, langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan Facebook terhadap sistem operasi Android.

Dikutip dari The Verge, Jumat (20/12/2019), sosok yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem operasi ini adalah ada Mark Lucovsky, sosok veteran Microsoft yang berada di balik kehadiran Windows NT.

Kendati demikian, tidak banyak informasi yang diungkap mengenai pemakaian sistem operasi ini nantinya. Namun sejumlah prediksi menyebut sistem operasi ini akan digunakan untuk perangkat virtual reality atau augmented reality besutan Facebook.

Hal itu juga sempat diungkap oleh Head AR dan VR Facebook, Ficus Kirkpatrick. Dalam sebuah wawancara, dia menyebut ada kemungkinan perangkat buatan Facebook di masa depan tidak perlu bergantung pada sistem operasi dari Google.

"Kami tidak percaya marketplace atau kompetitor untuk menyediakan ruang khusus. Jadi, kami akan melakukannya sendiri," tuturnya dalam wawancara tersebut.

Untuk diketahui, saat ini Facebook baru memiliki dua perangkat besutannya, yakni Oculus dan Portal. Akan tetapi, dua perangkat itu masih mengandalkan Android yang sudah dimodifikasi. 

Oleh sebab itu, Facebook disebut-sebut ingin mengambil pendekatan Apple dalam pengembangan perangkat keras, yakni dengan membuat sistem operasi sendiri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Diam-Diam Facebook Rilis Aplikasi Pembuat Meme Whale

Terlepas dari informasi di atas, Facebook juga diketahui telah merilis aplikasi baru untuk membuat meme bernama Whale. Menurut laporan, saat ini Whale baru ada di app store Kanada.

Dalam deskripsinya dikatakan, Whale memiliki kemampuan untuk mengedit foto atau gambar dari foto stok.

Whale juga memungkinkan pengguna untuk menerapkan filter, memotong (crop), dan menambahkan emoji maupun stiker di foto mereka.

Pengguna kemudian bisa membagikan kreasi meme mereka ke media sosial Facebook, Instagram, dan aplikasi olah pesan Messenger.

Whale merupakan bagian dari aplikasi eksperimental Facebook, sama halnya seperti yakni Moments, Notify, Lifestage, Poke, Slingshot, Tbh, Moves, dan Hello.

Mengutip laman The Verge, Rabu (21/11/2019), Whale dikembangkan oleh tim New Product Experimentation (NPE).

Tim tersebut dibentuk awal tahun 2019 dengan tujuan mengembangkan aplikasi-aplikasi eksperimental untuk mendukung Facebook.

3 dari 3 halaman

Tim NPE Kembangkan Aplikasi-Aplikasi Baru

Saat itu, Facebook mengatakan akan memakai brand terpisah untuk membuat berbagai aplikasi lain yang berkembang dengan cepat, bahkan menghapusnya aplikasi jika dianggap tak berguna.

Sebelumnya NPE juga merilis aplikasi lain seperti Bump dan Aux.

Seorang juru bicara Facebook menyebut aplikasi-aplikasi ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan menemukan fitur dan layanan baru yang disukai pengguna.

Eksperimen Facebook dengan aplikasi baru hadir setelah kesuksesan TikTok.

Dalam dua setengah tahun terakhir, setelah rilis di luar Tiongkok, TikTok menjadi sumber populer meme yang menyebar di dunia maya.

Bahkan, sepanjang tahun ini TikTok telah berhasil menambah lebih dari 500 juta pengguna. TikTok disebut-sebut punya 1,5 miliar pengguna di seluruh dunia.

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.