Sukses

Bahaya Mengintai di Balik Mesin Pencari Google dkk

Meski kamu melakukan pencarian di Google dkk via sumber terpercaya, bahaya tetap saja mengintai.

Liputan6.com, Jakarta - Mesin pencari seperti Google, Yahoo, Bing, Baidu, dan lainnya adalah salah satu layanan yang paling banyak dipakai oleh pengguna Internet di dunia.

Setiap tahun, tren yang dicari pengguna internet selalu mengalami perubahan, mulai dari tokoh yang menginspirasi, selebritas, topik, hingga berita menarik lainnya.

Untuk mendalami apa yang sedang menjadi topik terkini, beberapa dari kita mungkin akan terjun langsung ke internet dan mencari informasi lebih jauh di mesin pencari.

Bahkan di Indonesia sendiri, tokoh masyarakat dan fenomena kekinian tidak lepas dari beberapa pencarian yang paling digemari.

Seiring dengan tren tersebut Kaspersky sebagai perusahaan keamanan siber yang ingin menerapkan perubahan dari pola keamanan siber menjadi kekebalan siber (cyber security to cyber immunity) kepada masyarakat luas, memberikan imbauan dan mengingatkan para pengguna bahwa pencarian web harus tetap dilakukan dengan hati-hati.

Oleg Kupreev Malware Analyst di Kaspersky mengatakan mesin pencari adalah teknologi hebat yang secara dramatis telah mengubah pengalaman pengguna dalam mengakses informasi.

"Namun, sebagai perusahaan keamanan siber. kami harus tetap memperingatkan pengguna untuk tetap berhati-hati bahkan ketika melakukan pencarian di sumber tepercaya," ujar Kupreev melalui keterangannya, Senin (16/12/2019),

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pencarian Populer Disalahgunakan Hacker

Ia mengungkap, permintaan pencarian populer sering disalahgunakan oleh pelaku kejahatan siber, yang menerapkan apa yang disebut teknik 'SEO black-hat'.

"Ini melibatkan pengubahan konten dan deskripsi situs web berbahaya yang mereka miliki, sehingga nampak lebih atas pada halaman hasil pencarian," paparnya.

Situs web semacam itu, Kupreev melanjutkan, dapat ditemukan di tempat ketiga atau keempat dalam daftar hasil pencarian.

"Metode ini masih digunakan secara aktif oleh pelaku kejahatan siber, meskipun efisiensinya telah berkurang berkat banyak mesin pencari yang berjuang melawan kegiatan 'SEO black-hat' tersebut dan upaya mereka dalam melindungi pengguna dari konten berbahaya," ucapnya menambahkan.

 

3 dari 3 halaman

Contoh Kasus

Kupreev memberikan contoh, laporan Kaspersky tentang serangan siber pada pengguna situs web konten dewasa menunjukkan lebih dari satu juta pengguna telah dicegah oleh produk perusahaan dari upaya infeksi malware dari top 100 situs porno tingkat atas di 2017, dengan 658.930 pengguna terinfeksi pada 2018.

"Agar tetap aman saat melakukan pencarian di web, kami sarankan kamu menggunakan solusi keamanan tepercaya dan menghindari untuk mengklik situs web yang mencurigakan dan tidak dikenal melalui mesin pencari," pungkasnya.

(Isk/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini