Sukses

Baru Rilis, Ratusan Akun Disney Plus Kena Retas dan Dijual Murah

Para pengguna melaporkan akun mereka diretas beberapa jam setelah dibuat. Bahkan, akun-akun tersebut kini diperdagangkan secara online dengan harga murah.

Liputan6.com, Jakarta - Seminggu setelah layanan streaming Disney Plus rilis, ada laporan yang menyebut sejumlah akun Disney Plus telah diretas massal.

Para pengguna melaporkan akun mereka diretas beberapa jam setelah dibuat. Bahkan, akun-akun tersebut kini diperdagangkan secara online.

Mengutip laman The Next Web, Rabu (20/11/2019), pencurian akun ini terjadi karena ada hacker jahat yang menyusup ke akun dan mengubah alamat email serta password pengguna.

ZDNet juga melakukan investigasi darkweb dan menemukan ada ratusan akun Disney Plus yang dijual dengan harga sangat rendah, yakni USD 3 atau setara Rp 42 ribuan. Bahkan ada juga akun gratisan.

BBC pun menguatkan temuan tersebut dengan eksperimen mereka. Harga akun-akun hasil retasan ini tampaknya lebih rendah dari biaya langganan yang dibebankan di Disney Plus.

Disney Plus bisa dibilang meluncur dalam versi yang belum stabil. Aplikasi ini sempat terganggu oleh kesulitan teknis, misalnya sering force close atau tak mau berfungsi di berbagai perangkat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Layanan Pelanggan yang Minim?

Bagi pengguna, kurangnya dukungan layanan pelanggan pun turut memperparah masalah. Pasalnya, banyak pengguna mengeluhkan laporan mereka digantung begitu saja tanpa ada kejelasan.

Disney Plus sendiri saat ini sudah memiliki lebih dari 10 juta pelanggan, hanya seminggu setelah dirilis.

Menyoal peretasan ini, juru bicara Disney mengatakan, kesalahan itu terus diperbaiki.

3 dari 3 halaman

Klarifikasi Disney

"Disney menganggap privasi dan keamanan data pengguna sangat penting. Tidak ada indikasi pelanggaran keamanan di Disney Plus," kata seorang juru bicara Disney.

Bisa jadi, masalah peretasan ini timbul karena kurangnya praktik keamanan yang diterapkan pengguna individu.

Hal ini diperparah dengan platform yang tak memiliki fitur keamanan two-factor authentication dan akun yang tak bisa dihapus.

Untuk itu, bagi pengguna yang merasa takut akunnya diretas, mereka disarankan mengganti password menjadi lebih kuat dan rumit.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.