Sukses

Industri Ride Hailing Ternyata Masih Jadi Beban Softbank

Menurut perhitungan, industri ride hailing masih menjadi beban investasi bagi Softbank.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, SoftBank mengaku menderita kerugian setelah salah investasinya di WeWork ternyata tidak sesuai harapan. Nilai startup asal Amerika Serikat itu nyatanya menukik tajam.

Selain WeWork, startup lain yang sebenarnya juga masih menjadi beban SoftBank Vision Fund adalah perusahaan yang bergerak di bidang ride hailing. Untuk diketahui, SoftBank sendiri dikenal sebagai investor Grab, Didi Chuxing, dan Uber.

Dikutip dari Nikkei Asian Review, Sabtu (9/11/2019), investasi SoftBank pada startup ride hailing ternyata memberatkan. Sebab, dengan investasi mencapai 30 persen dari portofolio, nilai kehilangan yang belum terealisasi mencapai USD 300 juta pada akhir September.

 

Oleh sebab itu, SoftBank Vision Fund selalu memeriksa ulang target penilaian setiap kuartal. Di sisi lain, persaingan di bidang ride hailing yang kian sulit membuat perusahaan kepayahan memperoleh keuntungan.

Selain itu, meski sempat bermasalah, dana yang dikucurkan untuk WeWork atau di bidang real estate tidak sebesar ride hailing. Menurut informasi, investasi di bidang real estate ini hanya sepertiga dari transportasi dan logistik.

Oleh sebab itu, kerugian besar yang dialami SoftBank dari bidang real estate tidak terlalu berpengaruh bagi dana secara keseluruhan. Namun ada kemungkinan hal berbeda dapat terjadi, apabila sektor ride hailing yang bermasalah.

Kondisi berbeda terjadi pada bidang layanan yang ternyata tumbuh dengan baik. Salah satunya ditunjukkan dengan layanan Oyo Hotel & Homes yang saat ini mengoperasikan 1,2 juta kamar di seluruh dunia.

Selain Oyo, keberhasilan juga kemungkinan datang dari aplikasi media sosial TikTok. Alasannya, aplikasi milik ByteDance Technology tempat SoftBank berinvestas ini berencana mulai melakukan initial public offering (IPO).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

SoftBank Kucurkan Dana Segar Rp 28 Triliun untuk Grab di Indonesia

Sebelumnya, SoftBank Group Corp akan menyuntikkan dana segar USD 2 miliar atau berkisar Rp 28 triliun (asumsi kurs Rp 14.028 per USD 1) untuk bisnis Grab di Indonesia. Perusahaan menyampaikan rencananya itu kepada pemerintah Indonesia pada hari ini, Senin (29/7/2019).

"Kami sudah berinvestasi sebesar USD 2 miliar di Indonesia. Akan kembali berinvestasi sebesar USD 2 miliar, Menteri Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan) meminta saya untuk meningkatkan investasi. Jadi saya akan melakukannya," ungkap CEO Softbank Group, Masayoshi Son, di Istana Merdeka Jakarta, Senin (29/7/2019).

Investasi tersebut termasuk di dalamnya pembangunan kantor pusat keduanya di Indonesia. Namun, sejauh ini belum ditentukan wilayah untuk kantor pusat baru Grab tersebut.

"Kami akan membangun kantor pusat kedua di Indonesia. Selain investasi baru USD 2 miliar melalui Grab, kami akan berinvestasi lebih banyak lagi di Indonesia," tutur Masayoshi.

Ditambahkan Luhut, investasi Softbank untuk Grab di Indonesia kemungkinan juga akan ditambah USD 1 miliar lagi.

Kucuran dana USD 2 miliar merupakan gelombang investasi kedua Softbank untuk Grab di Indonesia. Sebelumnya, perusahaan konglomerasi tersebut juga telah berinvestasi sebesar USD 2 miliar.

"Sekarang sudah USD 2 miliar, lalu Softbank tambah lagi USD 2 miliar. Namun, Softbank akan menambah lagi bilang ke presiden, mungkin USD 1 miliar. Jadi ada USD 5 miliar dalam lima tahun ke depan," kata Luhut.

Namun untuk tambahan USD 1 miliar ini, pihak Softbank masih akan mengkajinya terlebih dahulu. "Saya akan pelajari dulu," sambung Masayoshi.

3 dari 3 halaman

Perkuat Bisnis Grab di Indonesia

Ditambahkan President of Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, investasi baru ini semakin menguatkan bisnis Grab di Indonesia.

Selain kantor pusat baru, katanya, investasi USD 2 miliar juga untuk pengembangan berbagai produk seperti Grab Food, serta Riset dan Pengembangan (R&D) untuk berbagai pengembangan layanannya.

Untuk kantor baru, Ridzki belum bisa memberikan kepastian waktunya. "Timeline-nya akan dibicarakan dengan pak Luhut. Tadi kami sudah setuju dengan pak Presiden juga, serta ini ide pak Luhut membuka kantor pusat baru di Indonesia, dan menjadikan Grab sebagai unicorn di Indonesia," jelasnya.

Secara keseluruhan, investasi ini akan membantu Grab memperluas pasar di Indonesia. Dalam hal ini termasuk rencana kehadiran sejumlah layanan baru, seperti di bidang kesehatan.

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.