Sukses

Profil Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Baru

Nadiem Makarim resmi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di Kabinet Indonesia Maju.

Liputan6.com, Jakarta - Nadiem Makarim resmi menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di Kabinet Indonesia Maju. Ia dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (23/10/2019). 

Nadiem Makarim menggantikan Muhadjir Effendi yang sebelumnya menjabat sebagai Mendikbud.

Nadiem merupakan salah satu pengusaha muda sukses di Indonesia. Popularitasnya kian meningkat seiring kesuksesan perusahaan ride-hailing yang didirikannya pada 2010, Gojek.

CEO Gojek tersebut lahir pada 4 April 1984 di Singapura dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Dikutip dari berbagai sumber, pria yang meraih gelar MBA dari Harvard University ini memulai karir di McKinsey & Company di Jakarta.

Setelah itu, ia berlabuh di e-commerce Zalora dari 2011-2012. Nadiem kemudian memutuskan meninggalkam Zalora untuk fokus membangun Gojek.

Setelah meninggalkan Zalora, dan sambil mengembangkan Gojek, Nadiem bekerja sebagai Chief Innovation Officer di Kartuku sampai 2014. Hingga akhirnya benar-benar fokus mengembangkan Gojek, dan kini berhasil menjadi salah satu startup besar di Indonesia dan Asia Tenggara.

Nadiem Makarim tidak pernah mengira bisnis transportasi yang dibangunnya mampu sebesar saat ini. Perusahaan sudah memperluas bisnisnya ke luar Indonesia, termasuk Vietnam, Singapura, dan Thailand.

"Saya rasa banyak orang-orang yang dulu tidak percaya bahwa ojek bisa se-profesional sekarang dan juga terpercaya saat ini. Hal ini cukup membuat saya frustrasi, karena saya juga harus mengetahui secara persis pengendara ojek di Indonesia. Dengan mengetahui mereka secara personal, saya segera sadar bahhwa sektor ini benar-benar sungguh bernilai," ungkap Nadiem beberapa waktu lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kesuksesan Gojek

Gojek merupakan salah satu platform on-demand sukses di Asia Tenggara. Perusahaan tersebut didirikan awalnya sebagai sebuah call center untuk menghubungkan konsumen dengan kurir pengiriman dan layanan ojek.

Kemudian, Gojek hadir dalam bentuk aplikasi pada 2015 dengan tiga layanan yaitu GoRide, GoCar, dan GoMart. Hingga akhirnya, Gojek bertransformasi menjadi "Super App" dengan lebih dari 20 layanan. Beberapa layanan barunya adalah GoTix, GoPlay, GoBox, dan GoGames.

Suntikan dana untuk Gojek terus mengalir, termasuk dari raksasa internet dunia yakni Google. Perusahaan besar Tanah Air pun melirik Gojek, termasuk Group Djarum dan Astra, dengan menjadi investor pada tahun lalu.

3 dari 3 halaman

Gojek Kini Berstatus Decacorn

Gojek saat ini merupakan salah satu startup decacorn di dunia, dan merupakan yang pertama di Indonesia. Gojek menjadi decacorn pada awal tahun ini. Decacorn merupakan istilah untuk startup dengan valuasi atau nilai sedikitnya USD 10 miliar.

Selain Indonesia, layanan Gojek juga telah tersedia di Vietnam, Singapura, dan Thailand. Ekspansi ke wilayah Asia Tenggara ini dimulai sejak tahun lalu.

Perusahaan juga tengah berusaha memasuki pasar Malaysia, meski beberapa waktu lalu menghadapi penolakan dari perusahaan transportasi setempat.

(Din/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.