Sukses

Tesla Caplok Perusahaan Baterai Listrik

Tesla diam-diam telah mengakuisisi Hibar Systems, sebuah perusahaan dengan spesialisasi di bidang manufaktur baterai otomatis untuk kendaraan listrik, laptop dan produk lainnya

Liputan6.com, Jakarta - Tesla terlihat kian serius dengan rencananya untuk membuat sel baterai sendiri untuk mobil listriknya.

Menurut Electronic Autonomy, sebagaimana dikutip dari Engadget, Selasa (8/10/2019), Tesla diam-diam telah mengakuisisi Hibar Systems, sebuah perusahaan dengan spesialisasi di bidang manufaktur baterai otomatis untuk kendaraan listrik, laptop dan produk lainnya.

Baru-baru ini perusahaan berbasis di Kanada tersebut memang menggarap sistem produksi baterai jenis lithium-ion berkecepatan tinggi.

Namun, tidak jelas kapan akuisisi ini berlangsung, tetapi Tesla telah mendaftarkan Hibar sebagai anak perusahaan per Rabu (2/10/2019).

Perlu diketahui, ini bukan akuisisi pertama Tesla. Belum lama ini Tesla telah mengakuisisi Maxwell, sebuah perusahaan berbasis di California yang telah mengembangkan elektroda lithium ion generasi terbaru.

Selain itu, Tesla tela menjalin kemitraan penelitian untuk jangka lima tahun yang melibatkan peneliti Jeff Dahn

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tesla Daftarkan Unit Konstruksi di Shanghai

Diwartakan sebelumnya, Tesla telah mendaftarkan sebuah unit konstruksi di Tiongkok. Hal itu merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk masuk ke pasar mobil di Tiongkok.

Menurut Sistem Publisitas Informasi Perusahaan Nasional Tiongkok, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (3/10/2019), perusahaan berbasis di California itu telah membuka unit konstruksi di Shanghai dengan modal terdaftar senilai USD 1 juta.

Kelak unit konstruksi itu akan menangani rancangan desain, konstruksi dan material. Selain itu, unit tersebut mendapuk Zhu Xiaotong, sebagai petinggi Tesla di Tiongkok, yang juga merupakan perwakilan hukum perusahaan.

Sebelumnya Tesla telah membangun fasilitas produksi mobil di Shanghai sejak Januari. Fasilitas produksi itu diperkirakan memiliki kapasitas produksi hingga 250.000 kendaraan per tahun pada tahap awalnya.

Pabrik senilai USD 2 miliar itu menjadi taruhan besar perusahaan karena menghadapi lebih banyak persaingan dari pembuat kendaraan listrik domestik dan pendapatannya telah terkena kenaikan tarif impor Amerika Serikat.

(Why/Isk)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.