Sukses

Peran Data Center Terintegrasi untuk Pemulihan Aplikasi Kritikal

Masih banyak perusahaan dengan infrastruktur data center yang silo, di mana fungsi server, storage, network dan virtualisasi berjalan sendiri-sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Infrastruktur teknologi informasi (TI) dalam data center dinilai sebagai pondasi utama untuk menunjang aktivitas bisnis.

Sayangnya, masih banyak perusahaan dengan infrastruktur data center yang silo, di mana fungsi server, storage, network dan virtualisasi berjalan sendiri-sendiri atau tidak terintegrasi sehingga menyulitkan pengelolaan dan tidak efisien.

Kendala dari penerapan infrastruktur yang silo ini juga dialami Bank BPD Bali, yang memiliki beberapa server bare metal standalone dan virtualisasi tradisional untuk mengakomodasiir aplikasi kritikal.

Karena pengelolaan yang tidak terpusat, operasional data center di Bank BPD Bali menjadi tidak efisien.

Dalam seminar bertema 'Start Your Automation Journey Now!', Bank BPD Bali berbagi pengalamannya memodernisasi data center dengan teknologi Hyperconverged Infrastructure (HCI) siap pakai dari Nutanix.

"Bank BPD Bali memilih solusi HCI karena memberikan fleksibilitas dalam pilihan perangkat keras untuk data center dan menyederhanakan pengelolaan infrastruktur TI, khususnya untuk aplikasi yang kritikal,” kata IBG Setia Yasa, Operational Director Bank BPD Bali dalam pernyataanya, Kamis (26/9/2019).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perangkat Lenovo ThinkAgile HX Series

Untuk mendukung HCI Nutanix, Bank BPD Bali memilih perangkat keras Lenovo ThinkAgile HX Series. Dengan kombinasi HCI Nutanix dan Lenovo, Bank BPD Bali mendapatkan manfaat dari infrastruktur TI yang lebih sederhana.

Juga berdampak pada penghematan biaya pembelian komponen pendukung server secara terpisah seperti RAM, disk, dan license.

"Pemanfaatan HCI Nutanix dan Lenovo mempercepat proses deployment, memudahkan operasional dan mengurangi kompleksitas karena pengelolaannya cukup dipantau melalui satu dashboard, sehingga BPD Bali bisa lebih berfokus untuk meningkatkan layanannya,” jelas Jip Ivan Sutanto, Director Solution and Infrastructure Business Multipolar Technology.

Dengan menggunakan teknologi hyperconverged, perusahaan dapat mengurangi dampak yang tidak menguntungkan dari pengelolaan data center yang silo, sehingga perusahaan dapat makin bersaing di era digital transformasi saat ini.

(Isk/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.