Sukses

Bos Gojek Vietnam Mengundurkan Diri

Gojek Vietnam yang memiliki nama lokal GoViet mengumumkan bahwa manajer umumnya, Christy Le, memutuskan untuk meninggalkan perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Gojek Vietnam yang memiliki nama lokal GoViet mengumumkan manajer umumnya, Christy Le, memutuskan untuk meninggalkan perusahaan. Le diketahui bergabung dengan perusahaan pada April 2019 atau sekitar lima bulan lalu.

Mengutip laman Deal Street Asia, Senin (23/9/2019), Le akan aktif mengundurkan diri mulai bulan depan, tanpa mengumumkan siapa yang bakal mengganti posisinya.

Sekadar informasi, Le diangkat setelah dua orang petinggi, termasuk CEO dan CTO Gojek Vietnam mengundurkan diri.

"Kami selalu bekerja keras untuk menemukan jalan yang dapat disepakati bersama. Namun, kami belum melakukannya dalam hal ini. Kami berharap yang terbaik dalam bisnis di masa depan," kata GoViet, mengomentari kepergian Le dari perusahaan.

Sebelum menjabat sebagai general manager, Christy Le pernah bekerja sebagai County Director Facebook di Vietnam.

Le juga pernah menjadi Chief Operational Officer Misfit, sebuah startup perangkat wearable di yang bermarkas di Silicon Valley.

Misfit merupakan sebuah startup yang didirikan oleh suami Le. Misfit kemudian diakuisisi oleh Fossil Group pada 2015.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gojek Masuk ke Vietnam dengan Nama GoViet

Sekadar informasi, Gojek memasuki bisnis ojek motor di Vietnam pada Agustus 2018. Goviet mengklaim, mereka telah memiliki 125 ribu mitra pengemudi saat ini.

Belakangan, perusahaan yang didirikan Nadiem Makarim ini juga menghadirkan layanan pesan antar makanan di Vietnam.

Gojek mengatakan, ketika diluncurkan di Vietnam sebagai GoViet, layanan ini merupakan perusahaan Vietnam dengan dukungan finansial dan teknologi dari startup Indonesia Gojek.

3 dari 3 halaman

Tumbuh 400 Persen

Unit lokal menyebut, GoViet telah tumbuh 400 persen setelah beroperasi selama satu tahun.

Saingan terberatnya, Grab, telah mulai merambah Vietnam lebih dulu di tahun 2014 dengan mengucurkan investasi baru di negara itu dengan nilai USD 500 juta untuk memperkuat posisinya.

(Tin/Ysl)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini