Sukses

Indonesia Bakal Alami Hari Tanpa Bayangan pada 23 September, Apa Itu?

Fenomena hari tanpa bayangan bakal kembali terjadi di Indonesia pada September-Oktober ini.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia bakal mengalami hari tanpa bayangan. Fenomena ini dikenal dengan nama kulminasi, transit, atau istiwa.

Laman BMKG yang Tekno Liputan6.com kutip, Rabu (11/9/2019), menyebut kulminasi adalah fenomena ketika Matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut kulminasi utama.

"Pada saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang' karena bertumpuk dengan benda itu sendiri," kata BMKG dalam keterangan persnya.

Oleh karenanya, hari saat terjadinya kulminasi utama disebut juga dengan hari tanpa bayangan.

BMKG dalam keterangannya menyebutkan, hari tanpa bayangan terjadi karena bidang ekuator Bumi atau bidang rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi Bumi.

Dengan begitu, posisi Matahari dari Bumi akan terlihat terus sepanjang tahun antara 23,5 derajat Lintang Utara (LU) dan 23,5 derajat Lintang Selatan. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari.

BMKG menyebut pada tahun ini Matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2019 pukul 05.00 WIB dan 23 September 2019 pukul 14.15 WIB.

Sementara pada 21 Juni 2019 pukul 22.55 WIB, Matahari berada di titik balik utara (23,5 derajat LU) dan pada 22 Desember 2019 pukul 11.21 WIB, Matahari berada di titik balik selatan (23,5 derajat LU).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waktu Terjadinya Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utara di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun. Sementara, waktunya tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa.

Misalnya, untuk Kota Pontianak yang tepat terbelah oleh garis khatulistiwa, kulminasi utamanya terjadi pada 21 Maret 2019 pukul 11.50 WIB dan pada 23 September 2019 pukul 11.35 WIB.

Sementara untuk kota Jakarta, fenomena ini terjadi pada 5 Maret 2019 pukul 12.04 WIB dan kulminasi utamanya terjadi pada 9 Oktober 2019 pukul 11.40 WIB.

Secara umum, kulminasi utama di Indonesia terjadi antara 22 Februari 2019 di Seba, Nusa Tenggara Timur hingga 5 April di Sabang, Aceh.

Sementara di Sabang kulminasi utama terjadi pada 8 September 2019 sampai dengan 21 Oktober di Seba, Nusa Tenggara Timur.

(Tin/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.