Sukses

Dituduh Simpan Stories IG Pengguna, Platform Iklan Hyp3r akan Temui Facebook

Hyp3r disebut-sebut mengumpulkan informasi dari unggahan, profil, dan lokasi yang dikunjungi pengguna. Data ini kemudian diolah untuk digunakan pada iklan tertarget.

Liputan6.com, Jakarta - Platform iklan Hyp3r yang dihapus dari Instagram karena membuat alat untuk mengumpulkan data pengguna Instagram berencana untuk menemui pihak Facebook.

Sebelumnya, menurut laporan Business Insider, Hyp3r dituding telah mengumpulkan data pengguna Instagram dan ini melanggar kebijakan Facebook.

Hyp3r disebut-sebut mengumpulkan informasi dari unggahan, profil, dan lokasi yang dikunjungi pengguna. Data ini kemudian diolah untuk digunakan pada iklan tertarget.

Setelah aplikasinya dihapus oleh Instagram, Hyp3r mengkontak Facebook dan menjadwalkan pertemuan dengan jejaring sosial tersebut.

Mengutip CNBC, Minggu (11/8/2019), investor sekaligus anggota dewan Hyp3r Jeff Ransdell mengatakan, pihak Facebook menyetujui adanya pertemuan itu.

"Kami telah berkontak dan menjadwalkan pertemuan dengan agenda diskusi mengenai apa yang telah terjadi. Pertemuan kemungkinan berlangsung minggu depan," kata Ransdell.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Platform akan Tetap Offline

Setelah dihapus dari Instagram, pihak Hyp3r memutuskan untuk meng-offline-kan platform perusahaan, setidaknya hingga Facebook dan Hyp3r bertemu.

"Platform akan tetap offline hingga pertemuan terjadi, hingga kami mendapatkan konsensus mengenai kerja sama ke depannya," tutur Ransdell.

Terkait dengan penyimpanan data milik pengguna Instagram, Ransdell membela Hyp3r. Ia menyebut, praktik pengumpulan data yang dilakukan Hyp3r tidaklah salah.

Di depan investor, Ransdell juga menyebut, Hyp3r tak melakukan kesalahan apapun.

"Pada dasarnya, apa yang terjadi adalah, mesin (milik Hyp3r) yang telah menendang Facebook. Mesin itu masuk dan melakukan apa yang perlu dilakukan untuk melindungi para pemegang saham dan perusahaan sendiri," tutur dia.

3 dari 3 halaman

Mitra Instagram yang Ketahuan Simpan Data Pengguna

Sebelumnya dilaporkan, mitra marketing terpercaya Facebook dan Instagram, HyP3r, diam-diam mengumpulkan dan menyimpan lokasi dan jutaan data lain milik pengguna Instagram.

Apa yang dilakukan oleh Hyp3r ini melanggar kebijakan Facebook. Demikian dilaporkan oleh Business Insider.

Setelah media tersebut melaporkan temuannya kepada Instagram, platform itu lalu mengkonfirmasi, Hyp3r telah melanggar kebijakan layanan mereka. HyP3r telah dihapus dari Instagram.

Dalam pernyataan Facebook kepada TechCrunch yang dikutip Tekno Liputan6.com, Jumat (9/8/2019), juru bicara Facebook menyebut, aksi yang dilakukan Hyp3r itu telah dikenai sanksi karena melanggar kebijakan.

"Sebagai akibatnya, kami menghapus mereka dari platform kami. Facebook juga membuat perubahan yang membantu mencegah perusahaan atau pihak lain punya kemampuan mengakses lokasi dengan cara ini," kata Facebook dalam pernyataan.

Sekadar informasi, Hyp3r memulai bisnisnya sebagai sebuah platform di mana para pengiklan bisa menyasar audiens tertarget. Dalam kasus ini, Hyp3r menggunakan API resmi milik Instagram untuk mengumpulkan data.

Pengumpulan data semacam ini telah terjadi selama bertahun-tahun oleh perusahaan digital. Salah satu yang paling terkenal adalah kasus Cambridge Analytica yang menimpa Facebook dua tahun lalu.

Hyp3r memodifikasi informasi yang didapatkan, tidak hanya lokasi pengguna, tetapi objek apa yang difoto. Mereka kemudian mengkombinasikan demografi tersebut dengan informasi lainnya sehingga iklan yang tertarget yang dihasilkan benar-benar sampai ke targetnya.

Kemudian, pada awal 2018, Instagram telah membatasi akses Hyp3r ke API mereka, terutama ke akses lokasi dan data pengguna.

Meskipun ada laporan yang belum dikonfirmasi, kejadian ini menyebabkan PHK di Hyp3r sesaat setelahnya. Pasalnya, pembatasan akses API tersebut membuat pemasukan Hyp3r berkurang.

(Tin/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini