Sukses

Top 3 Tekno: Jual Beli NIK dan KK di Media Sosial Tuai Perhatian

Penjualan NIK dan KK terang-terangan dilakukan di media sosial. Ini tentunya meresahkan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang tak bertanggung jawab memanfaatkan media sosial untuk melakukan hal yang melanggar hukum. Salah satunya adalah menjual data NIK dan KK.

Berita ini pun menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Sabtu (27/7/2019) kemarin.

Berita lain yang juga menyedot perhatian datang dari pemblokiran konten Kimi Hime yang berpeluang untuk dibuka kembali bila memenuhi syarat dari Kemkominfo.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Waspada, Marak Jual Beli NIK dan KK di Media Sosial

Penjualan data pribadi seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK) tak dimungkiri masih terjadi di Indonesia.

Pantauan Tekno Liputan6.com, penjualan semacam ini bahkan tengah marak dan terang-terangan dilakukan di media sosial.

Menyoal masih maraknya aksi tersebut, pakar keamanan siber Pratama Persadha menuturkan hal ini sebenarnya memang tidak boleh terjadi. Namun, saat ini regulasi yang mengatur memang masih abu-abu.

Baca selengkapnya di sini

2. Blokir Konten Kimi Hime Bakal Dibuka Bila Penuhi Syarat Ini

Tiga konten video milik YouTuber gaming Kimi Hime di-suspend (ditangguhkan) dari penonton Indonesia oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).

Pemblokiran akses terhadap konten-konten yang dianggap negatif sebenarnya bukan hanya terjadi sekali.

Kemkominfo sebelumnya pernah memblokir jejaring sosial Tik Tok serta aplikasi pesan Telegram. Namun, keduanya dipulihkan setelah dinilai memperbaiki platform-nya.

Baca selengkapnya di sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Cara Bersihkan Tautan Hasil Pencarian Google Search

Kamu yang sering menggunakan layanan mesin pencari Google Search boleh jadi pernah mengalami hal ini: ketika ingin menyalin langsung tautan hasil pencarian, ternyata tautan tersebut tidak seperti yang kamu harapkan, yakni "kotor" dan panjang.

Misalnya, kamu sedang ingin mencari artikel tentang produk Realme X Spider-Man di Indonesia dan salah satu artikel ingin kamu bagikan langsung ke teman atau keluarga untuk mereka baca adalah artikel Liputan6.com yang beralamat di https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjs3I_lhNLjAhWrl4sKHULcC-UQFjAIegQIDBAB&url=https%3A%2F%2Fwww.liputan6.com%2Ftekno%2Fread%2F4000536%2Frealme-x-edisi-spider-man-dirilis-seperti-apa-penampakannya&usg=AOvVaw3dOSov_FAXNde_mqTd0gxl.

Dari contoh di atas, bisa kamu pahami bahwa "kotor" di sini maksudnya tautan itu memuat karakter-karakter yang tidak diperlukan.

Baca selengkapnya di sini

(Isk/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.