Sukses

Pendapatan Alphabet pada Kuartal II 2019 Capai Rp 543,6 Triliun

Induk usaha Google, Alphabet, membukukan pendapatan USD 38,9 miliar pada kuartal II 2019, tumbuh 19 persen year-over-year.

Liputan6.com, Jakarta - Induk usaha Google, Alphabet, membukukan pendapatan USD 38,9 miliar atau berkisar Rp 543,6 triliun pada kuartal II (Q2) 2019. Angka itu tumbuh 19 persen year-over-year. Sementara keuntungan perusahaan sebesar USD 9,18 miliar atau berkisar Rp 128,2 triliun.

Dilansir dari The Guardian, Senin (29/7/2019), Alphabet juga mencatat kerugian sebesar USD 989 juta atau berkisar Rp 13,8 triliun di divisi "other bets", yang termasuk investasi "Moonshot" seperti perusahaan kendaraan otonomos Waymo.

Kerugian Alphabet terjadi di tengah tekanan peraturan Amerika Serikat (AS). Pada Selasa lalu, Departemen Kehakiman AS, mengumumkan peninjauan antitrust (antipakat) atau antimonopoli luas atas platform online utama.

House of Representatifves AS juga telah melakukan penyelidikan terhadap perilaku antipersaingan di antara perusahaan-perusahaan teknologi besar. Departemen Kehakiman dilaporkan telah melakukan penyelidikan antimonopoli khusus untuk Google. Alphabet merupakan induk usaha Google.

"Ini bukan hal baru bagi kami. Kami telah berpartisipasi dalam proses ini sebelumnya. Sejauh ini kami harus menjawab pertanyaan, kami akan melakukannya, dan ada kekhawatiran yang akan kami atasi," ungkap CEO Google, Sundar Pichai, sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang pengawasan oleh Departemen Kehakiman setempat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dapat Kritikan

Kritikan terhadap Alphabet juga datang dari para investor. Mereka terus mengeluhkan kurangnya transparansi dalam laporan keuangan perusahaan. Alphabet membagi laporan keuanganannya menjadi tiga kategori, yakni iklan, pendapatan lain, dan other bets, tanpa memerinci hasil untuk produk-produk tertentu seperti YouTube atau Google Cloud.

Kerahasiaan Alphabet atau Google tersebut telah lama membuat para investor dan analis frustrasi karena tidak mendapatkan cukup banyak informasi tentang keadaan sebenarnya dari bisnis perusahaan. Pichai dan Chief Financial Officer, Ruth Porat, hanya memberikan sedikit informasi dengan menyatakan YouTube sebagai kontributor pertumbuhan pendapatan terbesar kedua, diikuti Google Cloud.

Alphabet juga mengungkapkan jumlah karyawan Google naik 20 persen dari tahun lalu menjadi 107.646. Jumlah ini tidak termasuk tenaga kerja sementara dan kontraktor.

(Din/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.