Sukses

Uber Rilis Peta Jalan Mobil Otonomos

Peluncuran peta jalan ini juga diharapkan akan menjadi standar industri untuk pengembangan sistem otonomos yang aman.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah salah satu mobil otonomos garapannya menewaskan seorang pejalan kaki di Arizona, Amerika Serikat pada 2018 lalu, Uber sedang dalam fase pemulihan. Ini menjadi kasus kematian pertama yang disebabkan oleh mobil otonomos.

Beberapa konsekuensi akibat kasus ini termasuk penghentian program pengembangan mobil otonomos selama sembilan bulan, dua investigasi dan pengkajian ulang atas upaya perusahaan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan publik di dalam mobil otonomos garapannya.

"Kami menyadari bahwa kepercayaan harus diperoleh," kata Noah Zych, kepala staf untuk Advanced Technologies Group Uber, pada Automated Vehicles Symposium di Orlando, sebagaimana dikutip dari Quartz, Senin (22/7/2019).

Berkaca pada kejadian ini, Uber pun merilis peta jalan untuk pengembangan mobil otonomos yang aman. Hal ini antara lain sekaitan dengan masa depan Uber yang akan bergantung pada mobil otonomos karena perusahaan tengah mencoba beralih dari pengemudi manusia ke mobil otonomos.

Peluncuran peta jalan ini juga diharapkan akan menjadi standar industri untuk pengembangan mobil otonomos yang aman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mobil Otonomos Tewaskan Pejalan Kaki

Diwartakan sebelumnya, mobil otonomos Uber yang bisa berjalan tanpa sopir, menabrak dan menewaskan seorang wanita di Tempe, Arizona pada Maret 2018 lalu. Korban tewas itu merupakan pejalan kaki pertama yang menjadi korban dari mobil tanpa sopir.

Dilansir dari media setempat, polisi mengungkap korban bernama Elaine Herzberg (49 tahun). Dia meninggal di rumah sakit.

Juru bicara kepolisian setempat Sersan Ronald Elcock berkata, korban sedang menuntun sepedanya di penyeberangan jalan dekat Marquee Theatre pada pukul 10 malam sesaat sebelum ia tertabrak.

Elcock menambahkan, mobil otonomos Uber tampaknya tidak mengurangi kecepatan ketika melaju ke arah korban.

Namun, berdasarkan keterangan dari Sylvia Moir, Kepala Polisi Tempe, Uber bisa saja tidak bersalah. Sebab, sang korban menyeberang jalan secara tiba-tiba.

"Sangat jelas akan sulit menghindari tabrakan dalam mode apapun (otonomos atau dengan kemudi manusia) karena korban muncul begitu saja, lalu langsung berjalan ke jalan raya," ucap Sylvia Moir seperti yang dikutip San Fransisco Chronicle.

3 dari 3 halaman

Korban Diduga Tunawisma

Korban diduga seorang tunawisma. Sementara, mobil otonomos yang menabraknya berjenis Volvo, dan memiliki supir di belakang setir.

Mobil tanpa sopir memang bukan berarti mobilnya berjalan sendiri, tetapi ada 'supir' yang mengaktifkan fitur otonomos agar ia dapat berjalan sendiri.

Tetapi, si pengontrol mobil diharuskan sigap untuk mengambil alih setir bila jalanan tidak memungkinkan untuk fitur otonomos.

Pihak Uber dan The National Transporation Safety Board (Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, NTSB) juga ikut turun tangan dengan mengirim tim untuk memeriksa kasus ini.

(Why/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini