Sukses

Tentara AS Dibekali Drone Seukuran Saku untuk Dinas di Afganistan

Tentara Amerika Serikat (AS) bakal dibekali drone mini seukuran saku saat berada di lapangan.

Liputan6.com, Jakarta - Tentara Amerika Serikat (AS) bakal dibekali drone mini seukuran saku saat berada di lapangan. Rencananya, para tentara bakal mulai menggunakan drone mini tersebut saat berdinas di Afganistan.

Tentara AS telah mulai menguji penggunaan drone pada 2016 dan 2017. Drone bernama Black Hornets ini merupakan besutan dari perusahaan yang bernama FLIR Systems Inc.

Drone tersebut dibekali dengan kemampuan pemetaan panas, malam, dan kamera inframerah.

Mengutip laman The Verge, Jumat (5/7/2019), perusahaan pembesut drone FLIR, dikabarkan menjalin kontrak dengan militer AS, Inggris, dan Prancis tahun ini.

Pada akhir April, tim militer AS dari Divisi Airborne 82 Combat Brigade mulai training dengan drone, mencoba berbagai skenario di mana perangkat tersebut dapat digunakan.

Menurut Army Technology, drone itu dirancang untuk membantu tentara yang diturunkan di medan perang.

"Drone memungkinkan mereka untuk menjelajahi medan terdekat dan mencari tentara musuh. Sementara, musuh (yang tidak memiliki peralatan serupa) tidak bisa dapat mengetahui keberadaan mereka," kata laporan The Verge.

Selanjutnya, perusahaan juga meluncurkan versi yang lebih besar untuk ditempatkan di kendaraan militer dan tank.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ukuran Drone

Sekadar informasi, drone tersebut berukuran sangat mini. Panjangnya sekitar 6 inci dengan berat 33 gram. Dengan begitu, tentara bisa sangat mudah membawanya di lapangan.

Tiap drone membawa sepasang kamera dan sebuah kamera pencitraan. Drone ini juga bisa mengirimkan video live dan gambar diam ke operator mereka.

Drone ini juga bisa terbang dengan jangkauan 2Km selama setengah jam. Pihak militer berharap, drone tersebut bisa menjadi perlengkapan standar yang perlu dimiliki prajuritnya.

Batalyon tentara AS yang ada di AS akan bekerja untuk menemukan bagaimana memanfaatkan sistem terbaik dalam memakai drone tersebut.

Salah satu tentara yang mengoperasikan drone ini, Sersan Ryan Subers menyebut, "Teknologi drone bisa menjadi penyelamat bagi kami dan membawa kami keluar dari bahaya sembari meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan misi tempur yang dijalani."

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.