Sukses

Berkat iPhone, Apple Jadi Perusahaan Gaming Nomor 4 di Dunia

Analisis baru-baru ini menyebutkan kalau Apple berhasil jadi perusahaan gaming nomor 4 di dunia. Padahal, Apple tidak memproduksi gim dan konsol gim.

Liputan6.com, Jakarta - Kalau membicarakan perusahaan gaming, yang terlintas di benakmu pasti EA, Ubisoft, atau Sony. Mungkin, nama Apple tidak pernah terlintas.

Tapi analisis baru-baru ini menyebutkan kalau Apple berhasil jadi perusahaan gaming nomor 4 di dunia. Padahal, Apple tidak memproduksi gim dan konsol gim. Kok bisa?

Jawabannya karena iPhone. Ya, tren mobile gaming sekarang sedang digandrungi daripada bermain gim lewat konsol.

Dilansir Apple Insider, Minggu (23/6/2019), analis dari Newzoo menyebutkan dalam laporan Global Games Market mereka kalau Apple berada di lima besar perusahaan gaming dunia, kalah tiga posisi dari Tencent, Sony dan Microsoft.

Menurut laporan itu, Apple telah meraup USD 2,09 miliar atau sekitar Rp 29,5 triliun (Kurs 1 Dolar = Rp 14.148) di kuartal pertama 2018 dan mendapatkan USD 9,45 miliar atau Rp 133,7 triliun di sepanjang 2018, naik 17 persen dari tahun sebelumnya.

Tapi belum diketahui, pendapatan ini diperoleh dari penjualan aplikasi gaming di App Store atau penjualan App Store secara keseluruhan.

Ditambah lagi, Apple telah merilis Apple Arcade, layanan berlangganan khusus gamer untuk mendapatkan gim-gim eksklusif. Diprediksi, Apple bakal semakin berjaya dengan peringkat ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kuasai 47 Persen Pasar Smartphone Premium

Tak hanya itu, Apple juga berjaya di pasar smartphone kelas premium. 

Perusahaan riset Counterpoint melaporkan, pasar smartphone premium global mengalami penurunan 8 persen pada kuartal I 2019. Kategori smartphone premium dijual dengan harga di atas USD 400.

Dilansir GSM Arena, Kamis (20/6/2019), Counterpoint mencatat Apple masih menguasai pasar smartphone premium global dengan 47 persen pangsa pasar. Pengapalan produknya anjlok 20 pesen Year on Year (YoY).

Salah satu penyebab penurunan pasar Apple, karena para pembeli mempertahankan iPhone mereka lebih lama.

Rata-rata sekarang pengguna iPhone memperbarui ponsel mereka setelah tiga tahun, lebih lama dari sebelumnya dua tahun. Penyebab lainnya, pengiriman produk ke Tiongkok lebih rendah.

Samsung berada di posisi kedua dengan 25 persen pangsa pasar. Galaxy S10 disebut menjadi opsi menarik bagi sejumlah konsumen yang tidak ingin membeli iPhone.

Posisi lima besar di pasar smartphone premium lain ditempati oleh Huawei dengan 16 persen pangsa pasar, serta OnePlus dan Google yang masing-masing memiliki porsi yang sama yakni 2 persen.

3 dari 3 halaman

Rajai Amerika Utara dan Tiongkok

Amerika Utara masih menjadi pasar terbesar untuk smartphone premium dengan pangsa pasar 30 persen. Tiongkok berada di belakangnya dengan porsi 26 persen.

Tiongkok memainkan peran penting mengingat posisinya sebagai pasar smartphone terbesar di dunia. Namun, pasar Tiongkok melambat pada kuartal I 2019, yang merupakan salah satu faktor utama perlambatan pertumbuhan smartphone dunia.

Lebih lanjut, sejumlah analis meyakini smartphone 5G akan membantu pertumbuhan segmen premium. Terlebih lagi, semua ponsel 5G pada 2019 dan 2020 diprediksi berasal dari segmen premium.

(Tik/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.