Sukses

Rusia Mau Lahirkan Bayi di Luar Angkasa?

Studi ini membutuhkan donasi sperma dari kosmonot Rusia yang bakal menjelajah luar angkasa.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak dipungkiri, Bumi semakin tua. Manusia mencari cara agar tetap hidup tanpa bergantung ke planet satu-satunya yang memberi kehidupan ini.

Namun pertanyaannya, apakah manusia bisa hidup di luar angkasa? Pertanyaan itulah yang ingin coba dijawab oleh ilmuwan Rusia.

Dilansir dari Metro.co.uk, Jumat (21/6/2019), para peneliti yang berambisi demikian berasal dari Russian Academy of Sciences (RIA). Studi ini membutuhkan donasi sperma dari kosmonot Rusia yang bakal menjelajah luar angkasa.

Sayangnya, para kosmonot dengan sopan menolak permintaan tersebut. Alasannya, karena mereka takut spermanya akan disalahgunakan.

Ketua peneliti RIA mengatakan kalau mereka bakal memastikan bayinya lahir dengan sehat, bukan hanya sekedar lahir. Namun, memang tidak sembarang orang bisa legowo mendonasikan spermanya sekalipun untuk keperluan studi.

"Kami secara konstan memang menghadapi berbagai tantangan baik secara moral, etis dan psikologis. Tidak ada keinginan dari kosmonot (untuk mendonasikan spermanya)," ungkap peneliti RIA.

Sementara, belum bisa dipastikan kapan ambisi ini bakal menjadi kenyataan. Namun menurut para peneliti, kelahiran mamalia di angkasa mungkin bisa dicapai dari sudut pandang ilmiah. Hal itu bakal dijadikan salah satu patokan perkembangan ilmu biologi di dunia.

Kalau ambisi itu berhasil pun, masih banyak masalah yang harus dihadapi manusia. Saat lahir, kemungkinan besar si bayi akan terkena radiasi di luar angkasa. Lalu, belum ada penangkal radiasi itu sendiri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

NASA Kembangkan Teknologi untuk Temukan Planet Alien

Bukan cuma itu, pertanyaan seperti eksistensi hantu atau alien tidak pernah ditemukan jawaban ilmiahnya.

Namun, manusia selalu belajar dan menggali ilmu untuk menemukan kebenaran. Contohnya saja seperti usaha membuktikan alien itu memang nyata.

Dilansir dari laman resmi NASA, Rabu (19/6/2019), NASA sedang mengembangkan pesawat berteleskop untuk menemukan planet alien di luar angkasa sana. Tentunya bukan seperti teleskop pada umumnya. Pesawat ruang angkasa ini bakal bisa terbang sekitar 400 ribu kilometer jauhnya.

Pesawat yang dinamakan Starshade ini memiliki tutup datar yang besar untuk menghalangi cahaya bintang. Tutupannya berbentuk unik, yaitu seperti bunga matahari yang sedang mekar, sehingga nantinya tampilan orbit yang ditemukan lebih jelas.

"Bayangkan teleskop dan pesawat ruang angkasa mengambang bebas di angkasa, mengalami tarikan dan dorongan kecil dari gravitasi. Kami akan berusaha menjaga kedua hal itu sejajar dengan pergeseran 2 milimeter saja," ungkap teknisi Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, Michael Bottom.

3 dari 3 halaman

Sudah Digagas Sejak 1960-an

Sebenarnya, sudah lama sekali para peneliti menemukan ribuan eksoplanet. Sayangnya, eksoplanet tersebut belum sempat dijelajahi, sehingga dibuatlah Starshade untuk mewujudkan hal itu.

Gagasan membuat pesawat raksasa ini juga sudah diusulkan dari tahun 1960-an, sekaligus menginginkan adanya misi Starshade. Bagaimana pesawat bisa menemukan planet alien?

Metode pemblokiran cahaya bintang dapat digunakan untuk mempelajari lebih dalam atmosfer suatu planet, dengan potensi penemuan tanda-tanda kehidupan selain di Bumi.

Nantinya, sebuah teleskop dengan cermin primer berdiameter 2,4 meter bernama Wide Field Survey Telescope (WFIRST) akan dibenamkan di dalam Starshade ini. Teleskop inilah yang bakal melakukan metode pemblokiran cahaya alias coronagraph.

Meski begitu, misi Starshade sebenarnya belum sepenuhnya disetujui. Ada syarat terakhir yang belum terpenuhi, yaitu formasi penerbangan supaya pesawat layak terbang.

(Tik/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini