Sukses

Huawei Jajal OS Rusia untuk Pengganti Android

Huawei tidak hanya menyiapkan OS sendiri sebagai pengganti Android, tapi juga mencoba OS buatan Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Keterbatasan menggunakan produk-produk Amerika Serikat (AS), membuat Huawei harus mencari jalan keluar, termasuk menemukan OS pengganti Android. Selain menyiapkan OS sendiri, Huawei juga menjajal buatan Rusia.

Dilansir Phone Arena, Jumat (14/6/2019), Huawei tidak bergantung hanya pada OS buatannya sendiri. Menurut laporan media Rusia, The Bell, Huawei sedang mencoba Aurora, OS yang dibangun pada platform open source Sailfish.

Dua orang sumber mengatakan, Deputy Chairman [Huawei]( 3988863 ""), Guo Ping, telah berbicara dengan Menteri Pengembangan Digital dan Komunikasi Rusia, Konstantin Noskov, tentang penggunaan Aurora.

Aurora dikembangkan oleh sebuah perusahaan yang dimiliki penyedia jaringan nirkabel Rusia, Rostelecom, dan pengusaha Rusia bernama Grigory Berezkin.

Sumber lainnya mengatakan, Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping juga telah membahas perihal penggunaan OS tersebut. Selain itu juga disebutkan, Tiongkok sudah mulai menguji perangkat berbasis OS Aurora tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Huawei Siapkan 1 Juta Smartphone dengan OS HongMeng

Huawei dilaporkan sedang menyiapkan smartphone baru berbasis OS besutannya, HongMeng. Berdasarkan informasi dari sejumlah sumber, Huawei akan mengapalkan sekira satu juta unit smartphone dengan OS tersebut.

Dilansir GSM Arena, menurut perusahaan riset Rosenblatt Securities, smartphone terbaru itu sedang disiapkan untuk proses pengujian. Namun, tidak disebutkan apakah perangkat tersebut akan dipasarkan kepada konsumen atau produk untuk pengembangan.

Selain itu, OS buatan Huawei juga disebutkan kompatibel dengan semua aplikasi Android. Huawei pun melengkapinya dengan sejumlah fungsi keamanan untuk melindungi data pribadi.

Seperti diketahui, pemblokiran yang diterapkan pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap Huawei membuat perusahaan harus mencari jalan keluar agar bisnisnya tetap berjalan. Kebijakan AS itu membuat sejumlah perusahaan teknologi negara tersebut memutus kerja sama dengan Huawei.

AS saat ini masih menunda pemberlakuan kebijakannya itu sejak 20 Mei 2019, dan akan berakhir setelah 90 hari. Tak mau menunggu sampai masa tenggang tersebut berakhir, Huawei telah melakukan serangkaian bersiapan lain, termasuk mengajak para developer Android membuat aplikasi untuk OS HongMeng.

(Din/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.