Sukses

Huawei Nova 5i Nongol di Geekbench, Punya RAM 6GB

Terlepas dari permasalahan pemblokiran oleh Amerika Serikat (AS), Huawei terus menyiapkan sejumlah produk baru.

Liputan6.com, Jakarta - Terlepas dari permasalahan pemblokiran oleh Amerika Serikat (AS), Huawei terus menyiapkan sejumlah produk baru. Menurut laporan, Huawei sedang bersiap untuk merilis smartphone nova 5i.

Dilansir GSM Arena, Rabu (12/6/2019), informasi baru tentang nova 5i kembali muncul di platform benchmark Geekbench. Informasi baru ini berkaitan dengan kapasitas RAM smartphone tersebut.

Berdasarkan informasi tersebut, [Huawei]( 3984925 "") nova 5i akan memiliki varian RAM 6GB. Sebelumnya, nova 5i tampak muncul di Geekbench dengan RAM 4GB.

Sementara varian RAM 4GB memiliki nomor model GLK-LX3, RAM 6GB dengan GLK-LX2. Smartphone ini menjalankan OS Android Pie.

Selain itu, nova 5i disokong prosesor octa-core Kirin 710, serta memiliki memori internal 64GB dan resolusi layar 2.310 x 1.080 piksel.

Huawei nova 5i dilaporkan akan meluncur pada akhir bulan ini. Namun, belum ada informasi tentang harga jualnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Google Ingatkan Keamanan Siber AS Usai Blokir Huawei

Keputusan pemerintah AS untuk memblokir operasional Huawei di negara tersebut, nampaknya mendapat perlawanan halus dari Google. Menurut Google, memblokir Huawei adalah langkah yang salah, terutama berkaitan dengan pengawasan keamanan siber.

Dilansir The National, Google menyatakan pemblokiran terhadap Huawei akan membuat perusahaan tersebut membuat sistem operasi (OS) sendiri dengan cara memodifikasi Android. OS modifikasi tersebut dinilai akan lebih rentan diretas.

Google khawatir jika Android yang terbenam di smartphone Huawei tidak bisa menerima update, nantinya Huawei akan membuat sendiri perangkat lunaknya. Jika demikian, maka akan ada dua versi OS yaitu Android asli dan Android hybrid.

3 dari 3 halaman

Berpotensi Diretas

OS hybird tersebut berpotensi diretas dan disalahgunakan pihak yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya, keamanan siber AS juga bakal berpotensi dirusak.

Seperti diketahui, AS memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam Departemen Perdagangan karena dinilai tidak mengikuti aturan perdagangan negara tersebut.

Akibatnya, perusahaan-perusahaan teknologi AS terpaksa memutus kerja sama dengan Huawei. Google termasuk salah satu di antaranya.

(Din/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.