Sukses

Dengan Teknologi Lebih Canggih, Wujud Black Hole Bakal Terlihat Seperti Ini

Astronom dari Radbound University dan Badan Antariksa Eropa (European Space Agency, ESA), mencanangkan konsep mengirim teleskop radio ke luar angkasa agar dapat mengabadikan lubang hitam lebih jelas.

Liputan6.com, Jakarta - Foto lubang hitam (black hole) yang dirilis pada bulan lalu, menjadi sensasi di dunia astronomi.

Bagaimana tidak, foto tersebut merupakan yang pertama kali memperlihatkan lubang hitam dari jarak terdekat, meski memang tampak masih sangat buram.

Karena masih sangat buram, astronom ingin membuatnya tampak lebih tajam dengan menguji teori relativitas Albert Einstein.

Untuk melakukan tugas ini, astronom dari Radbound University dan Badan Antariksa Eropa (European Space Agency, ESA), mencanangkan konsep mengirim teleskop radio ke luar angkasa agar dapat mengabadikan lubang hitam lebih jelas.

Konsep tersebut, akan melibatkan dua atau tiga satelit dalam orbit sirkular di sekitar planet yang akan mendeteksi keberadaan lubang hitam.

Konsep yang dinamai "Event Horizon Imager (EHI)" ini, didemonstrasikan dalam simulasi foto lubang hitam Sagittarius A.

"Menggunakan satelit (untuk mengambil foto lubang hitam) memiliki banyak keuntungan ketimbang memakai teleskop radio di Bumi, seperti yang telah dilakukan Event Horizon Telescope (EHT)," ujar Freek Roelofs, astronom Radbound University sebagaimana dikutip Geek, Jumat (10/5/2019).

"Di luar angkasa, kita bisa melakukan observasi dengan frekuensi radio yang lebih tinggi, karena kalau di Bumi, frekuensi-frekuensi ini disaring lewat atmosfer," tutur Roelofs.

"Jarak antara teleskop juga akan meningkat di luar angkasa. Dengan loncatan besar ini, kami bisa mengambil gambar lubang hitam dengan resolusi lima kali lebih tinggi daripada EHT pasti dengan mudah bisa diciptakan," tambahnya.

Sallksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertama Kali dalam Sejarah, Ini Wujud Lubang Hitam yang Sesungguhnya

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, ilmuwan NASA akhirnya mengungkap foto lubang hitam supermasif kepada publik. 

Jarak lubang hitam tersebut sekitar 55 juta tahun cahaya dari Bumi. Ukurannya sangat besar, tiga juta kali lebih besar daripada Bumi. Ilmuwan menyebutnya sebagai lubang hitam “monster”.

Seperti kamu lihat pada foto di atas, penampakan lubang hitam memang masih blur, tetapi tampak jelas kalau lubang hitam ini dikelilingi gas terang berwarna jingga yang mirip dengan Matahari.

Dikutip BBC pada Kamis (11/4/2019), lubang hitam tersebut diabadikan dari delapan teleskop yang berhubungan dalam Event Horizon Telescope (EHT).

Reino Flacke, ilmuwan dari Radboud University Belanda, yang juga terlibat dalam proyek besar ini, mengungkap kalau lubang hitam tersebut ditemukan di sebuah galaksi bernama M87.

“Apa yang kita lihat ini, ukurannya sangat besar daripada seluruh Tata Surya kita,” katanya. 

“Massanya sendiri 6,5 miliar kali lebih besar daripada Matahari. Lubang hitam ini adalah salah satu lubang hitam terberat yang ada,” tambah Flacke.

“Bertahun-tahun lalu, kami berpikir kami mungkin punya kesempatan membangun teleskop raksasa untuk memburu lubang hitam. Dengan menciptakan teleskop radio di seluruh dunia untuk bekerja bersamaan dalam satu instrumen, bukanlah tugas mudah. Dan kini, kami berhasil mendapatkannya,” jelas Paul Hertz, Direktur Divisi Astrofisika NASA dalam waktu bersamaan.

3 dari 3 halaman

Event Horizon Telescope

Event Horizon Telescope (EHT) adalah proyek internasional yang melibatkan jaringan teleskop-teleskop di seluruh dunia. Proyek ini memang berfokus pada observasi lubang hitam. 

Peter Galison, ilmuwan yang bekerja pada proyek ini, mengklaim kalau EHT berhasil menangkap foto lubang hitam yang diyakini akan menjadi paling ‘ikonik’, mengingat proses penangkapan gambar lubang hitam ini butuh waktu persiapan bertahun-tahun dan tentunya memakan dana yang besar untuk teknologi yang dibutuhkan. 

“Mengambil foto lubang hitam sangat menantang, tetapi teleskop EHT menggunakan 15 dan 20 piringan lensa teleskopis agar bisa mengumpulkan gambar terbaik,” kata Galison. 

Adapun foto lubang hitam yang diambil, memakan proses yang cukup lama, mengingat ilmuwan harus mengukur gelombang radio dan mengumpulkan data gambar dari komputer super.

(Jek/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.