Sukses

Berkenalan dengan Putra Adhari, si Remaja Peretas Situs NASA

Walau masih berusia 15 tahun, remaja ini bikin warganet terkesima oleh prestasi dan aksinya dengan menembus pertahanan situs NASA.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, nama Putra Adhari tengah menjadi perbincangan panas dunia internet di Tanah Air.

Walau masih berusia 15 tahun, Putra bikin warganet terkesima oleh prestasi dan aksinya dengan menembus pertahanan situs NASA pada Mei 2018.

Saat itu, Putra langsung melaporkan kepada NASA melalui subdomain perusahaan antariksa milik Amerika Serikat tersebut.

"Saya menemukan celah RCE di situs, dari bug tersebut saya bisa melakukan inject via URL dan execute command Linux," tutur remaja yang masih bersekolah di MTS Manbaul Khair, Ciledug, Kota Tangerang, Selasa (2/4/2019).

Laporannya pun tak langsung direspons oleh pihak NASA. Baru satu bulan kemudian atau pada Juni 2018, Putra mendapatkan balasan.

Saat itu, Putra mengaku mendapat apresiasi dan ucapan terima kasih. Namun, saat ditanya jumlahnya, Putra enggan menyebutkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Retas Situs Perusahaan Besar Lainnya

Putra Adhari, remaja peretas situs NASA. (Liputan6.com/ Pramita Tristiawati

Dia mengaku, bukan kali itu saja bisa menembus situs perusahaan besar yang pertahanannya berlapis.

Dirinya juga pernah menembus situs milik sejumlah bank besar, seperti BCA dan Mandiri. Kemudian lembaga-lembaga pemerintahan atau kementerian, yang kemudian dia laporkan bila itu menjadi kelemahan untuk diperbaiki.

"Saya bukan black hat hacker, tapi white hat hacker. Bila ditemukan celah, maka akan langsung dilaporkan ke pihak perusahaan besar tersebut untuk segera diperbaiki," tuturnya.

Makanya, remaja 15 tahun yang juga selalu masuk jajaran 10 besar di kelasnya itu, sering mendapat project dari perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.

Putra mengaku, sekali menyelesaikan project dirinya bisa mengantongi pundi-pundi hingga puluhan juta rupiah.

"InsyaAllah puluhan juta. Tapi saya batasi perbulan hanya satu project. Seperti saya dikontrak perusahaan dan kerjanya saya hanya melakukan penetration testing pada situs company tersebut," tutur Putra.

Walaupun begitu, Putra menyadari dirinya hanyalah pelajar yang masih memiliki kewajiban sebagai pelajar. Sehingga, dia membatasi project yang dipercayai kepadanya.

"Tetap kalau ada project ngelembur juga," katanya seraya tertawa.

 

3 dari 3 halaman

Belajar dari Internet

Ilustrasi (Sumber : beliefnet.com

Bisa menyusup ke situs NASA, sampai menerima project puluhan juta, ternyata ilmu yang didapat bukan dari kursus berbiaya jutaan rupiah, melainkan belajar secara autodidak.

Sejak kelas 6 SD, anak bungsu dari empat bersaudara ini sudah mengenal dunia hacker. Dia iseng membuka tutorial di YouTube atau mesin pencarian Google.

"Kalau ada yang tidak mengerti saya buka forum di BugHunter ID, BugBounty ID, dan IndoXploit. Kebetulan kalau BugBounty ID itu, saya sendiri CEO dan founder-nya," tutur Putra.

Padahal kalau di sekolah, dia hanya diajarkan MS Word atau ilmu dasar komputer lainnya. Makanya, dia mengulik ilmu IT dari banyak ilmu yang bertebaran di media sosial dan internet.

(Pramita Tristiawati/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.