Sukses

Soal Fasilitas Internet di MRT, Indosat Ooredoo Akui Masih Finalisasi

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara juga mengharapkan semua operator seluler memberikan layanan di semua rute Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - PT Moda Raya Terpadu alias MRT Jakarta, akhirnya sudah resmi beroperasi mulai hari ini, Senin (25/3/2019).

Meski baru beroperasi secara komersial pada 1 April nanti, masyarakat DKI Jakarta sudah bisa menaiki MRT dengan mendaftar secara online.

Sayangnya, salah satu komplain terbanyak yang didapat dari pengguna MRT adalah masalah sinyal saat kereta memasuki bagian bawah tanah.

Di tempat itu, mereka kesulitan mengakses internet. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang mengeluh kehilangan sinyal saat MRT memasuki jalur bawah tanah.

Sejumlah operator, sebetulnya sudah mempersiapkan solusi untuk masalah tersebut. Indosat Ooredoo termasuk salah satunya.

Disampaikan Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Turina Farouk, untuk hal tersebut, pihaknya masih melakukan tahap finalisasi.

“Untuk sekarang kita masih ada hal yang perlu difinalisasi,” ujar Turina kepada Tekno Liputan6.com setelah konferensi pers 4G Plus Kuat di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Senin (25/3/2019).

“Tahap finalisasi kan sebetulnya biaya yang dikeluarkan untuk (menghadirkan BTS) di bawah tanah. Ini masih dalam internal dan di-review untuk finalisasi pembayaran,” jelasnya menambahkan.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengharapkan semua operator seluler memberikan layanan di semua rute MRT Jakarta.

"Idealnya semua operator harus membuka jaringan di rute dan stasiun MRT Jakarta, baik itu di tunnel (terowongan bawah tanah) atau di atas tanah. Kita maunya seperti di Singapura, di mana orang bisa berkomunikasi di mana saja saat naik MRT," kata Rudiantara usai membuka acara Future Digital Economy Lab di Jakarta, Senin (18/3/2019).

Ia berujar, masyarakat tentunya berharap ada jaringan internet di jalur MRT sehingga mereka bisa berkomunikasi di bawah tanah atau stasiun-stasiun.

Rudiantara menjelaskan, pada dasarnya itu adalah business to business (B2B) antara pengelola MRT dengan operator seluler.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rembukan Bersama

"Jadi, apakah pihak MRT ingin ada coverage atau enggak di dalamnya. Tentunya, harus ada pemikiran strategi, mesti duduk sama-sama, dan seperti apa penerapannya nanti," ucap pria yang akrab disapa Chief RA tersebut.

Namun, jika kedua belah pihak ditambah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merasa perlu ada fasilitator dalam negosiasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) siap menjembatani.

Rudiantara menuturkan, kondisi industri seluler saat ini ada operator yang mampu menggelontorkan investasi besar, tetapi juga ada yang tidak bisa bekerjasama atau memiliki modal terbatas.

"Semua operator pasti ingin melayani masyarakat. Maka dari itu, jangan jadikan fasilitas telekomunikasi sebagai alat untuk membatasi operator yang modalnya terbatas. Semua bisa masuk, tergantung besaran komposisinya. Itu terserah mekanisme pasar (antara MRT Jakarta dengan operator)," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Indosat Ooredoo Tambah 18.000 BTS 4G Tahun Ini

Indosat Ooredoo semakin memantapkan komitmennya untuk teknologi jaringan 4G. Hal tersebut dibuktikan dari semakin besarnya permintaan pelanggan akan layanan data.

Kusmanto selaku Group Head Network Strategic Solution Indosat Ooredoo, mengakui permintaan layanan data pelanggan Indosat Ooredoo semakin meningkat tajam.

"Mereka (pelanggan) yang pakai YouTube itu sangat banyak. Yang menggunakan video streaming itu 70 persen," ujar Kusmanto di Jakarta, Senin (25/3/2019).

Karenanya, kata Kusmanto, dengan melihat pertumbuhan permintaan akan layanan data yang sangat tinggi, Indosat Ooredoo menargetkan akan memperkuat 4G di Indonesia dengan menambahkan 18.000 BTS 4G. Penambahan BTS 4G ini diklaim meningkat 80 persen dibanding dengan jumlah BTS 4G yang ada pada tahun lalu.

Tak cuma BTS 4G, Kusmanto juga mengungkap, operator yang identik dengan warna merah dan kuning ini akan menambahkan 4.200 site baru di Indonesia.

"Site itu beda ya sama BTS, karena kalau site itu ada tower yang isinya beberapa BTS," tukasnya.

Adapun alasan Indosat Ooredoo sangat concern dengan layanan data, menurut Kusmanto, karena layanan 4G mereka di Indonesia sendiri mencakup hampir semua wilayah di Indonesia.

"Kita juga sekarang 4G plus atau career aggregation, jadi dengan career aggregation ini semua frekuensi bisa dimaksimalkan. Dengan kita terapkan career aggregration ini ekspansi jaringannya bisa sampai paling tinggi 450 Mbps. Dan nanti 2020 dengan 5G bisa di atas 1 Gbps " pungkasnya.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.