Sukses

Protes Live Streaming Penembakan Christchurch, CEO AirAsia Tutup Akun Facebook

Chief Executive Officer (CEO) AirAsia Tony Fernandes menutup akun Facebook miliknya.

Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) AirAsia Tony Fernandes, menutup akun Facebook miliknya. Penutupan akun ini dilakukannya pasca insiden penembakan massal di masjid Christchurch, Selandia Baru.

Dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/3/2019), Fernandes merasa Facebook tidak maksimal dalam menghentikan penyebaran kebencian. Ia merasa beredarnya video live streaming penembakan massal tersebut sudah berlebihan.

"Menutup akun [Facebook]( 391784 "") saya yang memiliki 670 ribu follower. Saya hanya memikirkan tentang Twitter sekarang, menutup atau melanjutkannya. Banyaknya kebencian yang ada di media sosial kadang melebihi kebaikannya. Namun, di Twitter saya pikir perjuangan saya masih berlanjut," kicau Fernandes melalui akun Twitter miliknya.

Facebook, kata Fernandes, seharusnya bisa melakukan lebih banyak hal untuk menghentikan masalah tersebut. Ia sendiri kerap menjadi korban banyak cerita bitcoin palsu, dan berbagai hal lainnya.

Ia pun merasa video live streaming pembunuhan massal sudah melebihi batas.

"17 menit live streaming pembunuhan dan kebencian!!! Ini harus dibersihkan dan tidak hanya berpikir soal finansial," sambung Fernandes.

Fernandes merupakan petinggi perusahaan yang cukup aktif di media sosial. Ia memiliki 670 ribu follower di Facebook.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Facebook Hapus 1,5 Juta Video Penembakan Masjid di Selandia Baru

Facebook mengaku telah menghapus setidaknya 1,5 juta video keji penembakan masjid di Selandia Baru, yang beredar selama 24 jam setelah aksi teror berlangsung, Jumat 15 Maret 2019. Video ini beredar luas di berbagai platform media sosial, usai teroris bernama Brenton Tarrant melakukan live streaming di Facebook.

"Dalam 24 jam pertama (setelah kejadian), kami menghapus 1,5 juta video penembakan secara global, di mana 1,2 juta video langsung kami hapus saat masih dalam proses pengunggahan," kata Facebook sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Reuters.

Media sosial besutan Mark Zuckerberg ini menyebut, pihaknya juga telah menghapus video serupa yang telah diedit. Video-video yang diedit tidak menampilkan grafis kekerasan, tapi Facebook menghapusnya untuk menghormati orang-orang yang terdampak aksi teror. Hal ini juga dilakukan atas permintaan pemerintah setempat. 

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.