Sukses

Gojek Mengaspal di Thailand, Ini Kata Grab

Founder sekaligus CEO Grab Anthony Tan mengatakan, bisnis di Thailand tidak terpengaruh dengan adanya Gojek.

Liputan6.com, Jakarta - Startup Indonesia Gojek mulai menghadirkan layanannya di Thailand akhir Februari 2019. Pasar ini sebelumnya sudah digarap oleh Grab juga menghadirkan layanan serupa sejak 2013.

Sebelumnya, di Thailand sudah ada Uber yang menghadirkan layanan serupa. Namun, operasional Uber di Asia Tenggara dicaplok oleh Grab. Layanan Grab di negeri Gajah Putih inipun kian besar, Grab jadi pemain utama bisnis ride hailing di Thailand.

Lantas, bagaimana tanggapan Grab setelah Gojek mengaspal di sana pekan lalu?

Founder sekaligus CEO Grab Anthony Tan mengatakan, bisnis di Thailand tidak terpengaruh dengan adanya Gojek.

"Belum ada impact dari segi bisnis ke Grab. Masih belum signifikan. Pasalnya kami merupakan pemain nomor satu untuk bisnis ride hailing maupun pengiriman makanan (di Thailand)," kata Anthony di Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Neneng Goenadi, Managing Director of Grab Indonesia; Anthony Tan, Co-Founder and CEO Grab; dan Ridzki Kramadibrata, President of Grab Indonesia. Liputan6.com/Agustin Setyo W

Dia lebih lanjut menyebutkan, alih-alih khawatir akan adanya persaingan dengan Gojek, Grab lebih memilih untuk lanjut memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna.

"Saya rasa kami hanya akan fokus untuk melayani pengguna. Pasalnya saya membaca sejumlah klaim media terkait layanan kompetitor. Media internasional melakukan survei di lapangan tentang penggunaan layanan milik kompetitor, namun belum ada yang menggunakan jasa milik kompetitor," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kepercayaan Masyarakat Terhadap Grab

© Shutterstock.com

Presiden Direktur Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata lebih lanjut menjelaskan, saat ini posisi Grab memang memimpin pasar ride-hailing di Indonesia.

"Kami ini memimpin, contohnya di Thailand Anthony bilang, hampir tidak terasa impact (adanya kompetitor), tapi intinya adalah bagaimana pengguna telah mempercayakan layanan dan setia menggunakan Grab," ujar Ridzki.

Dia mengatakan, kepercayaan masyarakat terhadap Grab makin meningkat seiring dengan akuisisi operasional Uber di Asean.

"Itu jadi batu lompatan bagi Grab untuk masuk menjadi super app di Asean. Mulai dari akuisisi Uber itu, kita masuk ke ranah GrabFood yang berkembang sangat pesat. Lalu dikembangkan ke layanan-layanan lain yang relevan dengan pasar Asean," kata Ridzki, memberikan penjelasan.

Namun yang paling utama bagi Grab adalah fokusnya dalam melayani konsumen. "Kami ingin memberikan layanan terbaik dan memberikan nilai, terlebih bagi masyarakat Indonesia," ujarnya.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.