Sukses

Aplikasi Populer Kedapatan Kirim Data Pribadi Pengguna ke Facebook

Informasi pribadi yang dibagikan antara lain adalah tekanan darah, berat tubuh, atau pun informasi apakah seseorang sedang dalam siklus menstruasi atau hamil.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah aplikasi-aplikasi populer di smartphone dilaporkan telah mengirimkan data pribadi yang bersifat sangat sensitif ke Facebook.

Informasi pribadi yang dibagikan antara lain adalah tekanan darah, berat tubuh, atau pun informasi apakah seseorang sedang dalam siklus menstruasi atau hamil.

Parahnya, informasi pribadi ini dibagikan ke Facebook tanpa izin dari pengguna. Demikian menurut laporan The Wall Street Journal.

Mengutip laporan Business Insider, Selasa (25/2/2019), setidaknya ada 11 aplikasi yang mentransfer berbagai informasi bersifat sensitif itu pada Facebook.

Beberapa di antaranya adalah aplikasi Flo Health's Flo Period & Ovulation Tracker, Move's Realtor.com, dan Instant Heart Rate: HR Monitor.

Semua aplikasi yang disebutkan oleh the Wall Street Journal termasuk kode dari Facebook yang memungkinkan pengembang mereka untuk melacak bagaimana kondisi orang yang memakai aplikasi tersebut.

Diduga, informasi tersebut ditransfer ke Facebook untuk menargetkan iklan ke para pengguna.

WSJ dalam laporannya menuliskan, aplikasi tersebut mentransfer data pengguna pada Facebook, terlepas pengguna masuk ke aplikasi lewat Facebook atau tidak.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengembang Aplikasi Kelabui Pengguna

Tak satu pun dari pengembang aplikasi ini yang memberi tahu pengguna tentang cara memblokir Facebook dari mengakses data mereka.

Bahkan, para pengembang tidak secara eksplisit mengungkapkan kepada pengguna, informasi apa yang mereka bagikan dengan Facebook.

Praktik ini pun membuat masalah bagi para pengembang dan Facebook, terutama masalah dengan regulator di Amerika Serikat dan Eropa.

Gubernur New York Andrew Cuomo telah meminta adanya investigasi terhadap pengembang aplikasi yang membagikan informasi sensitif penggunanya dengan Facebook.

Itu belum seberapa, Federal Trade Commission AS sebelumnya menindak perusahaan yang membohongi pengguna dengan menerapkan praktik seperti ini.

Pasalnya, para pengembang melakukan hal yang tak sesuai dengan kebijakan layanan yang diumumkan pada pengguna.

Sementara itu, Peraturan Perlindungan Data Eropa mengharuskan agar perusahaan mendapat persetujuan eksplisit pengguna sebelum mengumpulkan atau berbagi data pribadi mereka kepada pihak lain.

Facebook memang tengah diinvestigasi terkait masalah pelanggaran data oleh Cambridge Analytica, sebuah konsultan politik yang disebut-sebut memiliki kaitan dengan Donald Trump.

3 dari 3 halaman

Kebijakan Facebook

Juru bicara Facebook Nissa Anklesaria mengatakan, kebijakan layanan Facebook mempersyaratkan agar para pengembang yang memakai kode mereka menjelaskan ke pengguna, informasi apa yang mereka bagikan dengan Facebook.

Facebook juga melarang pengembang aplikasi untuk berbagi data sensitif tertentu dengan Facebook. Facebook pun mencari dan menghapus data-data seperti itu jika perusahaan menemukannya.

Namun secara umum, praktik berbagi data dengan Facebook untuk tujuan iklan bukanlah hal yang aneh.

"Berbagi informasi di seluruh aplikasi iPhone atau perangkat Android merupakan cara kerja iklan di perangkat seluler. Ini merupakan praktik standar di industri," kata dia.

Gara-gara berita ini, sejumlah pengembang yang disebukan oleh WSJ mengubah kebijakan privasi mereka, terutama yang terkait dengan berbagi data dengan pihak lain.

Misalnya, pengembang aplikasi BetterMe memperbarui kebijakan privasi menjadi lebih eksplisit, tentang informasi apa saja yang dibagikan dengan Facebook serta alasannya.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.