Sukses

Ogah Berbagi Informasi, India Sebut WhatsApp Jahat

WhatsApp tidak mau berbagi soal percakapan di dalam platform-nya, pemerintah India pun menyebut mereka jahat.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah India dilaporkan mulai melakukan penataan terhadap platform media sosial termasuk chatting yang hadir di negaranya. Salah satu yang menjadi perhatian adalah WhatsApp milik Facebook.

Aplikasi chatting itu menjadi perhatian utama karena kerap digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan ujaraan kebencian hingga pornografi.

Jadi, pemerintah meminta WhatsApp untuk lebih terbuka, terutama kemungkinan otoritas memantau diskusi online yang ada di platform tersebut.

"Selama enam bulan, kami meminta mereka untuk lebih terbuka, tapi apa yang sudah mereka lakukan? Saat ini, pedofil dapat beraksi dengan aman di WhatsApp. Ini sangat jahat," tutur salah satu petinggi di Kementerian Teknologi Informasi India, Gopalakrishnan S. seperti dikutip dari The Indian Express, Kamis (14/2/2019).

Sementara juru bicara WhatsApp, Carl Woog, menyebut permintaan pemerintah India tersebut melanggar aturan privasi perusahaan. 

Jika permintaan itu dipenuhi, berarti WhatsApp harus membuka enkripsi end-to-end pengguna yang ada saat ini.

"Permintaan itu tidak mungkin mengingat enkripsi end-to-end mengharuskan kami merancang ulang WhatsApp, sehingga tidak lagi bersifat pribadi," tuturnya.

Kendati demikian, Woog menyebut WhatsApp sejak awal tidak mengizinkan penyebaran konten yang berbau pelecehan seksual anak.

Menurut Woog, WhatsApp sudah membatasi penyebaran konten pelecehan seksual anak dengan menutup 250 ribu akun per bulan yang diketahui melakukan penyebaran konten semacam itu.

Karenanya, hingga sekarang belum ada titik temu antara pemerintah India dan WhatsApp terkait persoalan ini. 

Bagi WhatsApp sendiri, aturan ini merupakan dilema bagi perusahaan tersebut.

Alasannya, bukan tidak mungkin pemerintah India akan mengambil langkah tegas dengan menutup layanan WhatsApp.

Padahal, India merupakan salah satu pasar terbesar aplikasi chatting itu. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

5 Orang Ditahan Gara-Gara Sebarkan Hoaks dan Body Shaming Lewat WhatsApp

Selain menjadi tempat untuk memviralkan misinformasi, WhatsAppjuga dipakai untuk membuat viral body shaming atau ejekan bersifat fisik.

Kejadian ini berlangsung di India, tepatnya di daerah Kannur. Hal ini bermula dari sebuah foto pernikahan antara Anoop P Sebastian (29 tahun) dan Juby Joseph (27 tahun). Foto tersebut memperlihatkan kedua pengantin tengah berpose dengan keluarga dan teman-temannya.

Kemudian, foto tersebut dipublikasikan di sebuah koran lokal. Dari situlah, ledekan terhadap bentuk tubuh pengantin perempuan pun menjadi viral.

Mengutip laman News18, Selasa (12/2/2019), foto ini rupanya dijepret dari koran kemudian menjadi viral di media sosial dan aplikasi pesan WhatsApp disertai dengan pesan seksis dan menyebarkan kebohongan tentang pasangan yang tengah berbahagia itu.

Lantas, pesan apa yang sebenarnya disebarkan di WhatsApp dan medsos?

Rupanya, pesan yang dikirim bersama foto berbunyi, 'wanita dalam foto itu berusia 48 tahun, sedangkan pria berusia 25 tahun. Aset pengantin perempuan sebanyak 25 Crore Rupee (setara Rp 49,4 miliar) dan 25 Lakh Rupee (Rp 494 juta) ditambah harta lainnya.'

Sejak pesan WhatsApp tersebut viral, sang pengantin perempuan yakni Juby Joseph dibanjiri pesan yang melecehkan dari warganet yang tak dikenal di media sosial. Kebanyakan dari pesan-pesan itu bernada jahat dan mengatai penampilan fisik Juby yang dianggap gemuk.

3 dari 3 halaman

Lima Orang Ditahan

Karena banyaknya pesan yang tak menyenangkan, pasangan inipun melaporkannya ke kepolisian.

Menurut laporan Times of India, kasus ini adalah satu kasus body shaming yang dilaporkan. Gara-gara hal ini, lima orang ditahan karena melakukan dan menyebarkan body shaming di media sosial.

Keluarga pengantin pun sama-sama tidak mengetahui siapa kelima tersangka tersebut dan tak paham alasan para tersangka menyebarkan pesan hoaks tentang pasangan ini.

Tidak hanya di WhatsApp, di medsos, pesan serupa ditujukan untuk mempermalukan pengantin wanita melalui komentar-komentar seksis tentang usia dan harta kekayaan yang dimilikinya.

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.