Sukses

Apple Bakal Tempatkan Data Pengguna Rusia di Server Lokal

Apple dilaporkan akan mengikuti peraturan di Rusia, yakni memindahkan data pengguna domestik ke server lokal di negara tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Apple dilaporkan akan mengikuti peraturan di Rusia, yakni memindahkan data pengguna domestik ke server lokal di negara tersebut. Peraturan yang dimaksud adalah Undang-Undang kontraterorisme yang mulai berlaku pada tahun lalu.

Berdasarkan Undang-Undang kontraterorisme Rusia itu, para penyedia layanan telekomunikasi harus menyimpan konten komunikasi pengguna, termasuk teks, video, dan pesan audio, hingga enam bulan.

Peraturan tersebut dapat memaksa Apple untuk "mendekripsi dan menyerahan data pengguna ke layanan keamanan berdasarkan permintaan".

Dikutip dari Softpedia, Rabu (6/2/2019), badan eksekutif media dan telekomunikasi Rusia, Roskomnadzor, mengonfirmasi Apple memutuskan untuk mematuhi hukum dan menyimpan data pengguna di server lokal. Namun, sampai saat ini pihak Apple belum memberikan konfirmasi.

Di sisi lain, ada banyak pertanyaan mengenai jenis informasi yang akan disimpan di server Rusia.

Namun menurut sumber, informasi tersebut kemungkinan mencakup nama, alamat, alamat email, dan nomor ponsel. Selain itu, konten di backup iCloud, mencakup foto, video, dokumen, kontak, dan pesan, kemungkinan akan bisa diakses oleh pemerintah Rusia.

Ini bukan kali pertama Apple menyimpan data pengguna di server lokal. Tahun lalu, Apple mengambil keputusan serupa di Tiongkok, yang mewajibkan perusahaan harus menyimpan data pengguna di server lokal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengapalan Smartphone Samsung dan Apple Merosot Tahun Lalu

Terlepas dari persoalan data pengguna, Apple pun tengah berjuang di industri smartphone. Apple dan Samsung mengalami kondisi yang tidak cukup baik di pasar smartphone pada tahun lalu.

Berdasarkan data International Data Corporation (IDC), pangsa pasar keduanya mengalami penurunan di tengah lemahnya kondisi industri smartphone.

Mengutip data IDC, Samsung masih memimpin pasar global pada tahun lalu dengan pangapalan 292,3 juta unit dan 20,8 persen pangsa pasar. Namun, jumlahnya turun 8 persen dibandingkan 317,7 juta smartphone yang dikapalkan pada 2017. Pangsa pasarnya pun turun 0,9 persen.

Apple berada di peringkat kedua dengan pengapalan 208,8 juta unit smartphone pada tahun lalu, turun tiga persen dari 215,8 juta unit pada 2017. Namun, pangsa pasarnya naik 0,2 persen menjadi 14, 9 persen.

Secara keseluruhan, pengapalan smartphone pada tahun lalu mencapai 1,4 miliar unit. Menurut data IDC, jumlahnya turun 4,1 persen, dan dinilai sebagai tahun terburuk bagi pasar smartphone.

Adapun posisi lima besar lain ditempati oleh tiga vendor asal Tiongkok, yakni Huawei, Xiaomi, dan Oppo.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.