Sukses

Alasan Ini Bikin Tongdun Technology Terpikat Masuk ke Indonesia

Saat masuk ke Indonesia, Tongdun Technology juga memiliki beberapa kriteria, seperti penetrasi pengguna internet mobile yang sangat tinggi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Tongdun Technology, perusahaan fintech asal Negeri Tirai Bambu, baru saja memijakkan kakinya ke Indonesia.

Diungkapkan co-founder dan partner Tongdun Technology, Indonesia sendiri menjadi negara pertama perusahaan tersebut berekspansi setelah Tiongkok.

“Populasi dan pertumbuhan infrastruktur di Indonesia menjadi alasan kami untuk melebarkan sayap awal 2018,” ujar Jackal Ma kepada Tekno Liputan6.com dalam wawancara terbatas, Rabu (16/1/2019).

Saat masuk ke Indonesia, Tongdun Technology juga memiliki beberapa kriteria, seperti penetrasi pengguna internet mobile yang sangat tinggi di Indonesia. 

“Kami memiliki pemahaman mendalam soal teknologi (khususnya fintech), jadi kami bisa membantu soal inklusi keuangan dan masalah lain,” tambahnya.

Sampai sekarang, sudah banyak perusahaan korporat menggunakan solusi yang ditawarkan Tongdun Technology, di mana 50 persennya berasal dari perusahaan keuangan, dan 50 persen lainnya berasal dari perusahaan non keuangan seperti O2O (online to offline).

Jackal Ma juga menekankan, perusahaan akan berinvestasi penuh dalam teknologi dan karyawannya.

Bukan tidak mungkin, Tongdun Technology ke depannya juga akan menawarkan solusi dan produk fintech yang sesuai dengan kebutuhan lokal.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pelaku Fintech Harus Perkuat Reputasi Agar Diterima Konsumen

Perusahaan fintech asal Tiongkok, Tongdun Technology, akhirnya masuk ke Indonesia.

Kehadiran Tongdun Technology di Tanah Air menandakan bahwa industri teknologi finansial (fintech, financial technology) memiliki peluang untuk terus tumbuh secara inklusif.

Menurut co-founder dan partner Tongdun Technology, Jackal Mal, pelaku bisnis fintech di Indonesia ternyata masih harus terus memperkuat teknologi dan reputasi mereka, agar nantinya dapat diterima konsumen lokal.

“Kami masuk ke Indonesia dengan dua fokus, yaitu menawarkan teknologi kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) dan Big Data untuk menyelesaikan masalah keuangan inklusif, dan menggunakan teknologi kami untuk mencegah penipuan di internet,” kata Jackal Ma kepada Tekno Liputan6.com, Rabu (16/1/2019).

Tongdun Technology sendiri menawarkan pinjaman P2P (Peer to Peer), keuangan mikro, perbankan dan asuransi, dengan metode manajamen risiko, pemasaran, anti penipuan, dan juga solusi operasi cerdas. 

Dijelaskan Jackal Ma, Tongdun Technology membawa konsep Cross-Indystry Joint Defense, akumulasi data besar, serta teknologi pemrosesan data untuk proteksi pinjaman P2P serta platform fintech keuangan mikro untuk penipuan identitas, aplikasi palsu, dan juga risiko.

Jackal Ma juga mengungkap, banyaknya kasus penipuan terkait fintech yang terjadi di Indonesia, bersumber dari beberapa hal, seperti dari market, perusahaan, bahkan pemahaman dan kendali.

“Penipuan ini juga kadang berasal dari startup fintech kecil, tetapi persentasinya tidak banyak,” tandasnya.

3 dari 3 halaman

Edukasi ke Masyarakat

Karenanya, Jackal Ma berpendapat kalau sudah seharusnya ada edukasi ke masyarakat untuk masalah ini, tidak hanya dari regulator, tetapi juga dari praktisi.

“Industri harus netral, tidak positif, tidak negatif, bergantung pada pelaku dan edukasi masyarakat. Kalau ada gap di mereka, pasti harus lebih banyak edukasi. Kita harus kasih tahu konsekuensinya, hal yang harus dan tidak boleh dilakukan,” terangnya.

Jackal Ma menambahkan, pihak pemerintah dan regulator juga harus memperbanyak edukasi, serta berkolaborasi dengan pelaku industri.

"Ini memang bersifat jangka panjang, akan tetapi kalau dilakukan dengan skala besar, pasti akan bertumbuh dengan baik," ucap Jackal Ma.

Banyaknya perusahaan besar yang masuk ke pasar fintech Tanah Air sekarang ini, menurut Jackal Ma, ternyata cukup membantu meyakinkan masyarakat akan industri fintech.

Dirinya juga melihat kalau pemerintah Indonesia telah memberikan fleksibilitas yang cukup bagi startup fintech.

“Perusahaan yang akan menjadi besar bukan karena mau mengambil keuntungan besar, tetapi mereka justru bertumbuh dengan pengguna, masyarakat,” pungkas Jackal Ma.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.