Sukses

Otak Manusia Bisa Lebih Tenang Berkat Bantuan Gadget Ini

Gadget ini berpotensi memberikan perawatan bagi penderita epilepsi dan parkinson.

Liputan6.com, Jakarta - Insinyur di University of California, Berkeley, Amerika Serikat (AS), baru saja mengembangkan perangkat neurostimulator untuk menenangkan otak manusia.

Gadget ini berpotensi memberikan perawatan bagi penderita epilepsi dan parkinson.

Perangkat bernama Wand, bekerja seperti alat pacu jantung untuk otak. Alat itu memonitor aktivitas otak dan memberikan stimulasi listrik jika mendeteksi sesuatu yang salah.

Alat-alat ini bisa sangat efektif untuk mencegah kejang yang melemahkan pada pasien. Wand merupakan kependekan dari perangkat neuromodulasi bebas artefak nirkabel.

Dengan kemampuan itu, alat ini dapat mengenali tanda-tanda kejang pada pasien.

" Proses terapi untuk pasien sangat mahal dan bisa memakan waktu bertahun-tahun. (Alat ini) mengurangi biaya secara signifikan dan durasi berpotensi menyebabkan hasil yang lebih baik dan aksesibilitas," kata asisten profesor teknik elektro dan ilmu komputer di Berkeley, Rikky Muller, dikutip dari Science Daily, Kamis(10/1/2019).

"Kami ingin mencari kemungkinan perangkat untuk mencari tahu cara yang terbaik untuk merangsang pasien yang diberikan untuk memberikan hasil terbaik," ujar dia.

Wand dapat merekam aktivitas listrik lebih dari 128 titik di otak. Untuk mendemonstrasikan perangkat, tim menggunakan Wand untuk mengenali dan menunda gerakan lengan tertentu pada kera rhesus.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menghilangkan Peran Dokter

Perangkat ini dijelaskan dalam sebuah penelitian yang muncul pada 31 Desember 2018 di Teknik Biomedis Alam.

"Untuk memberikan terapi berbasis stimulasi loop tertutup, yang merupakan tujuan besar bagi orang yang mengobati parkinson dan epilepsi serta berbagai gangguan neurologis," ata mantan peneliti pascadoktoral UC Berkeley, Samantha Santacruz.

"Sangat penting untuk melakukan rekaman saraf dan stimulasi secara bersamaan, yang saat ini perangkat komersial tunggal itu tidak ada," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Deteksi Tanda Tangan Saraf

Dalam eksperimen yang dipimpin oleh Santacruz, kera yang menjadi objek uji coba diajarkan untuk menggunakan joystick. Alat ini difungsikan untuk memindah kursor ke lokasi tertentu.

Setelah periode pelatihan, perangkat Wand mampu mendeteksi tanda tangan saraf yang muncul saat subjek bersiap untuk melakukan gerakan, dan kemudian memberikan stimulasi listrik untuk menunda gerakan.

"Di masa depan kami bertujuan untuk memasukkan materi dalam sistem untuk membangun perangkat cerdas yang dapat menemukan cara terbaik merawat Anda, atau menghilangkan peran dokter dalam perawatan," kata Muller.

Reporter: Dream

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.