Perjalanan Panjang Tumblr, Dari Ditinggal Pendiri hingga Diblokir di Indonesia

Di Indonesia, Tumblr bukan media sosial yang populer.

Menurut data Statista, pada 2016 situs tersebut hanya diakses oleh 12,9 persen pengguna internet di Indonesia, jauh tertinggal dari media sosial lain seperti Facebook dan Instagram.

Tumblr sendiri menyajikan berbagai macam pilihan tema pada blog-nya yang disesuaikan dengan minat penggunanya.

Mulai dari teknologi, olahraga, politik, ekonomi, gaming, dan lainnya. Akan tetapi, dari banyaknya keberagaman konten yang dihadirkan itu, juga terdapat konten pornografi di dalamnya.

Menurut data Kemkominfo, pemerintah mengklaim menemukan 360 akun dengan konten negatif (termasuk pornografi) di Tumblr.

Angka tersebut dinilai cukup mengkhawatirkan sehingga pemerintah memutuskan untuk memblokir layanan tersebut.

Ditemukan pula bahwa Tumblr tidak memiliki mekanisme dan report tools untuk melaporkan konten asusila.

"Pada 28 Februari 2018, tim aduan konten Kemkominfo kemudian mengirimkan notifikasi melalui email kepada Tumblr untuk membersihkan platform-nya dari konten-konten asusila, dengan batas waktu penanganan maksimum 2 x 24 Jam. Sampai lewat batas waktu yang diberikan tersebut, tidak ada respons dari Tumblr. Hingga akhirnya dilakukan tindakan pemblokiran terhadap delapan DNS Tumblr pada Senin(5/3/2018)," tulis Kemkominfo dalam akun Twitter-nya.

Tumblr pun resmi diblokir pada Maret 2018.

Keputusan itu pun menuai protes dari pengguna setia Tumblr.

Berbagai sindiran dilayangkan ke akun Kemkominfo, bahkan lebih dari 12 ribu warganet mendukung petisi anti-pemblokiran Tumblr.

Petisi dibuat di Change.org oleh Tami Sn yang kecewa karena akun Tumblr miliknya dan teman-temannya diblokir.

Menurutnya, Tumblr dipakai untuk tujuan yang jauh dari kata asusila. Tumblr digunakan untuk mencari foto-foto kreatif dan lucu.

Tumblr memang digunakan untuk menulis, berbagi ide, serta wadah berkumpul penggemar film, novel, sampai penggemar K-Pop.

Tami juga menilai bahwa pemblokiran seperti ini bukanlah solusi, karena oknum yang memang hobi mencari konten pornografi tinggal berpindah ke platform lain.

Akibatnya, yang merugi adalah orang-orang yang tidak memakai Tumblr untuk pornografi, sehingga muncul masalah baru tanpa menyelesaikan masalah awal.

"Poinnya, kalau bukan di Tumblr, kemana kami harus bermigrasi? Twitter? Facebook? Wattpad? Telegram? Memang Bapak bisa menjamin kalau pada platform tulis lain, pornografi tidak akan ditemukan?," tulis Tami.

Salah satu alasan terjadinya pemblokiran adalah karena Tumblr dianggap tidak memiliki mekanisme untuk melawan konten-konten asusila di situsnya.

Ternyata, Tumblr memiliki mekanisme untuk melaporkan konten dewasa, dan juga lengkap memberikan panduan komprehensif untuk membatasi akses konten-konten tersebut agar tidak bisa dilihat sembarang orang.

Konten yang dinilai lebih berbahaya juga dapat dihilangkan dari Tumblr. Tentunya juga akan ada proses terlebih dulu, sehingga tidak bisa serba instan.

Hal itu pun dibuktikan dengan komitmen Tumblr untuk menghilangkan konten pornografi pada 17 Desember 2018.

Konten dewasa yang dimaksud antara lain berjenis foto-foto, video, GIF yang mempertunjukkan alat kelamin manusia, serta gambar wanita yang menunjukkan bagian dada.

Kemkominfo pun akhirnya membuka kembali akses Tumblr di Indonesia. Normalisasi ini dilakukan pada Senin (24/12/2018), setelah Tumblr mengirimkan surat penyataan resmi mengenai komitmen membersihkan konten pornografi.

"Kementerian Kominfo, melalui Direktorat Pengendalian Ditjen Aplikasi Informatika juga telah melakukan pengecekan. Hasil pengecekan menunjukkan Tumblr sudah mengubah kebijakan mengenai konten pornografi," ungkap Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo, Ferdinandus Setu, dalam keterangan resminya, Rabu (26/12/2018).

Kini warganet dapat mengakses kembali layanan mikroblog tesebut. Perjuangan yang dilakukan pihak Tumblr maupun warganet melalui jalan yang panjang.

Kurang lebih, delapan bulan sejak Tumblr diblokir pada Maret lalu hingga kini dapat diakses kembali.

Keberhasilan Tumblr dalam menuntaskan konten pornografi pun patut diapresiasi.

(Surya Handika R/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: