Sukses

Investasi Palapa Ring Barat Rp 3,48 Triliun, Natuna Bisa Merdeka Sinyal 2020

investasi Palapa Ring Barat menghabiskan biaya sebesar Rp 3,48 triliun dengan panjang kabel 2.200 kilometer.

Liputan6.com, Natuna - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), telah membangun Jaringan Koneksi Internet PRB (Palapa Ring Barat) yang menghubungkan yang sejumlah kabupaten dan kota di Pulau Sumatera dengan Kalimantan.

Direktur Utama BAKTI Kemkominfo Anang Latif mengatakan, investasi Palapa Ring Barat menghabiskan biaya sebesar Rp 3,48 triliun dengan panjang kabel 2.200 kilometer.

"Pembiayaan proyek menggunakan skema availibility payment (AP) dengan kontrak proyek 15 tahun, " kata Anang di Natuna, Kamis (13/12/2018).

Untuk PRB saat ini terdiri dari dari tiga paket proyek, diantaranya paket 1 dengan core availability 20 core, port availability 8 Port (10Gpbs) dan 14 Port (STM4/STM4/STM16/1 Gpps ), dengan kawasan kota penghubung Dumai, Siak Bengkalis, Tebing Tinggi, Karimun, Batam Tanjung Pinggir.

Adapun paket 2 meliputi core availability 20 core, port availability 8 Port (10Gpbs) dan 14 Port (STM4/STM4/STM16/1 Gpps ), dengan kawasan penghubung Batam Tanjung Bemban, Tarempa, Ranai, Singkawang (Kalimantan Barat).

Sementara, paket 3 PRB terdiri dari proyek paket 1 dengan core availability 20 core, port availability 8 Port (10Gpbs) dan 14 Port (STM4/STM4/STM16/1 Gpps ), dengan kawasan kota penghubung Kuala Tungkal , Daik Lingga,Batam Tanjung Bemban

Proyek Palapa Ring Barat merupakan proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) pertama dalam sektor telekomunikasi, dengan menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment (AP).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Operator Terus Didorong

Seperti diketahui, BAKTI terus mendorong operator hingga pelosok untuk melakukan pemanfaatan jaringan serat optik Palapa Ring Barat yang telah selesai, agar masyarakat di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) mendapatkan manfaat maksimal.

Sinergitas antara BAKTI dan operator dalam pemanfaatan jaringan PRB adalah dukungan nyata bagi target nawacita pemerintah pusat untuk membangun Indonesia dari pinggiran, dengan memperkuat daerah-daerah pesisir perbatasan dan Desa dalam kerangka NKRI.

Sejak terbangunnya Palapa Ring Barat, kecepatan internet diwilayah pedesan mencapai 10Mbps, sedangkan di perkotaan mencapai 20Mbps, selain itu kerja sama juga dilakukan dengan Pemda, Kementerian dan Lembaga, maupun instansi terkait untuk dapat merealisasikan Indonesia Bebas Sinyal.

"Kami optimistis Indonesia merdeka sinyal 2020 bisa terealisasi," ujar Anang percaya diri.

Menurut Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti, kehadiran PRB sangat membantu percepatan pembangunan di Natuna. Meski belum dimanfaatkan secara maksimal, kehadirannya cukup membuat Natuna lebih maju dari tahun sebelumnya.

Ngesti menilai, di Pulau Natuna banyak masyarakat masih menganggapnya segai pulau terisolir dan terpinggirkan.

"Natuna dahulu banyak yang menganggap tempat yang dijadikan pembuangan orang, " kata Ngesti sambil tersenyum.

Peran Palapa Ring Barat (PRB) bagi Natuna, juga diharapkan bisa menjadikannya sebagai garda terdepan bagi masyarakat Natuna dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI).

 

3 dari 3 halaman

Bidang Pendidikan

Kontribusi pembangunan sarana telekomunikasi PRB, dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Natuna terutama di bidang pendidikan .

"Kini, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sudah bisa dilaksanakan meskipun baru di sebagian sekolah. Begitu juga kegiatan-kegiatan masyarakat lainnya dapat terdorong dengan cepat dengan dukungan jaringan komunikasi yang lancar," terang Ngesti.

Selain itu, tambah Ngesti, kehadiran PRB di Natuna dari sektor ekonomi ternyata belum bisa dirasakan secara utuh oleh Masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Natuna, Raja Darmika mengakui kepulauan Natuna secara keseluruhan belum mendapat akses internet, terutama pulau yang sangat terdepan Pulau laut.

"Mereka hanya bisa menelepon dan SMS saja," ucap Darmika.

(Ajang Nurdin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.