Sukses

Generasi Z Enggak Pede dengan Penampilan Mereka di Media Sosial

Studi yang diungkap oleh Kaspersky Lab tersebut mengungkapkan bahwa perasaan cemas itu bisa mempengaruhi perilaku mereka, termasuk bagaimana cara mereka menggunakan media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Dunia maya ternyata tak sepenuhnya dianggap sebagai tempat 'gemerlap' bagi pengguna remaja.

Pasalnya, hampir setengah dari generasi Z (berusia antara 13–23 tahun) mengakui lebih cemas terhadap penampilan mereka ketimbang isu yang lebih penting, seperti masa depan karir, uang, terorisme dan perundungan.

Studi yang diungkap oleh Kaspersky Lab pada Sabtu (8/12/2018) tersebut, mengungkapkan bahwa perasaan cemas itu bisa mempengaruhi perilaku mereka, termasuk bagaimana cara mereka menggunakan media sosial.

Ambil contoh, sebagian besar generasi Z ternyata memiliki usaha untuk membangun persepsi yang sempurna tentang penampilannya. Kebanyakan anak muda juga menghabiskan setengah jam untuk mengedit gambar atau video mereka sebelum mengunggahnya di media sosial (medsos) demi menciptakan citra yang sempurna.

Temuan penting lainnya adalah bahwa generasi Z perempuan memiliki rasa tidak aman lebih tinggi daripada  laki-laki, karena kecemasan terhadap penampilan mereka lebih besar daripada laki-laki.

Hampir dua kali lipat jumlah generasi Z perempuan, jika dibandingkan dengan generasi Z laki-laki, mengakui mengubah kebiasaan makan mereka (seperti makan berlebihan atau menahan diri dari makan) karena kecemasan akan penampilan.

Pengembangan tubuh dan konten kebugaran di media sosial, juga membuat perempuan muda merasa lebih buruk daripada laki-laki muda, dan kelompok perempuan mengakui kerap membatalkan acara-acara perkumpulan dalam satu tahun terakhir karena kecemasan sosial.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kampanye untuk Generasi Z

Temuan yang tidak kalah lebih penting adalah fakta soal Generasi Z tidak mencari bantuan tentang apa yang harus dilakukan ketika mereka merasa cemas.

Kebanyakan kaum muda tidak mengunjungi dokter untuk berkonsultasi tentang cara mengatasi kecemasan mereka.

Lantas, banyak anak muda berjuang menghadapinya, mereka juga tidak yakin tentang bagaimana menangani perasaan cemas yang dialami.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kaspersky Lab bekerja sama dengan The Mix, badan amal pemuda digital yang mendukung orang-orang di bawah usia 25 tahun, meluncurkan kampanye baru untuk membantu mengubah rasa tidak aman Generasi Z menjadi sebaliknya.

Kampanye baru bertagar #AndOwningIt bertujuan membantu para kaum muda menjalani hidup yang lebih bahagia dengan  memberdayakan mereka agar mampu melawan rasa tidak aman dan meyakini bahwa perasaan tersebut bukanlah hambatan menuju kebahagiaan. 

3 dari 5 halaman

Isu Global bagi Generasi Z

“Terdapat isu-isu global yang dihadapi semua kelompok generasi Z di seluruh dunia, tetapi masih ada stigma seputar bagaimana mereka berbagi perasaan dan berbicara secara terbuka tentang kesehatan mental. Merasa cemas atau khawatir dapat mengisolasi para generasi muda, tetapi kenyataannya adalah banyak orang yang berjuang menghadapi apa yang mereka rasakan dan mereka menjadi lebih baik," kata Chris Martin, CEO The Mix. 

Lewat kampanye tersebut, lanjut Chris, pihaknya akan membantu generasi muda untuk tidak terhalang dengan rasa tidak aman dan atmosfir negatif dari media sosial,, dan tidak akan mempengaruhi kehidupan mereka.

"Kami sangat senang bergabung dengan Kaspersky Lab dan melanjutkan peran penting dalam membantu generasi Z agar lebih terbuka terhadap kesehatan mental dan memberdayakan mereka untuk berkembang," tambahnya.

"Kami ingin semua orang memegang kendali atas aspek kehidupan mereka meskipun banyaknya kritikan yang datang dari orang lain dan besarnya kecemasan yang dimiliki. Mereka harus membuktikan bahwa faktor tersebut tidak menjadi penghalang untuk menjadi sukses dan percaya diri," pungkas Chris.

4 dari 5 halaman

#AndOwningIt

Kaspersky Lab dan The Mix mendorong Generasi Z, bersama dengan teman-teman mereka, untuk bergabung di percakapan di media sosial dengan tagar #AndOwningIt, serta membeli kaos sebagai perwujudan dukungan mereka.

"Selama bertahun-tahun, Kaspersky Lab telah membantu keluarga dan bisnis melawan ketidakamanan online dan tetap terlindung dari ancaman siber. Sekarang, kami ingin membantu para kaum muda di seluruh dunia mengubah rasa tidak aman menjadi aman dan mengatasi kecemasan pada kehidupan nyata, di saat yang sama mereka berusaha tumbuh di era digital yang belum pernah dihadapi generasi lain," ucap Ilijana Vavan, Managing Director, Eropa, Kaspersky Lab.

"Para generasi Z merasa takut tidak akan berhasil dan bahagia karena keadaan yang berada di luar kendali mereka. Kampanye ini bertujuan membantu Generasi Z menyadari bahwa hambatan tersebut terbangun di dalam diri dan hanya mereka sendirilah yang dapat menguasai dan mengendalikan rasa cemas tersebut," tandasnya.

5 dari 5 halaman

Target Survei

Sebagai bagian dari penelitian, Kaspersky Lab mensurvei kelompok remaja usia 13 hingga 23 tahun sebanyak 1003 orang di Inggris untuk mengetahui lebih banyak mengenai kekhawatiran dan rasa cemas seperti apa yang mereka rasakan.

Untuk mengetahui lebih lanjut dan membaca temuan laporan, kunjungi situs web Kaspersky Lab.

Untuk bantuan khusus dalam melanjutkan mengatasi kecemasan atau tantangan kesehatan mental lainnya, hubungi The Mix-- di mana informasi dan dukungan yang mereka tawarkan bersifat universal dan dapat diakses secara internasional.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.