Sukses

Lagi, Investor Desak Mark Zuckerberg Mundur dari Chairman Facebook

Para investor mendesak CEO Facebook Mark Zuckerberg untuk mundur dari jabatan chairman di Facebook.

Liputan6.com, Jakarta - Para investor kembali mendesak CEO Facebook Mark Zuckerberg untuk mundur dari jabatan chairman di Facebook.

Desakan ini timbul setelah Facebook Global Head of Policy and Communication Nick Clegg yang baru bergabung bulan lalu diminta melakukan peninjauan atas kinerja Facebook.

Salah satu investor, Jonas Kron, yang berinvestasi 8,5 juta pound sterling di Facebook meminta Zuck untuk hengkang dari posisinya.

"Facebook berlaku layaknya perusahaan spesial. Padahal tidak. Facebook adalah perusahaan, dan perusahaan perlu memisahkan jabatan chairman dan CEO," kata Kron.

Facebook memang tengah berjuang untuk memulihkan nama baiknya. Pasalnya jejaring sosial ini mendapatkan banyak kritik terkait upayanya menangani keterlibatan Rusia dalam pemilu AS 2016 hingga skandal Cambridge Analytica. Oleh karenanya, Facebook menyewa agensi public relation.

Meski begitu, saat ditanya jurnalis, Mark Zuckerberg menyangkal Facebook menggunakan agensi PR.

"Begitu saya tahu masalah ini, saya bicara dengan tim dan kami tidak lagi bekerja dengan agensi PR tersebut," kata Zuck seperti dikutip dari Telegram, Minggu (18/11/2018).

Zuck memang diketahui memegang kontrol yag tinggi terhadap bisnis Facebook karena peran gabungan yang diembannya. Karena kepemilikan sahamnya, suara Zuck mewakili 60 persen power saat voting berlangsung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Peran Ganda sebagai CEO dan Chairman Tak Baik

CEO salah satu perusahaan investor Facebook Julie Goodridge yang memiliki 50 ribu lembar saham di Facebook mengatakan, upaya Clegg untuk meninjau lobi Facebook merupakan hal konyol.

"Saya tak bisa membayangkan, menunjuk seseorang yang ada di bawah manajemen Facebook untuk meninjau para manajemen tingkat atas. Mungkinkah orang itu bisa melebihi kapasitas Zuckerberg, Sandberg, Peter Thiel, dan anggota dewan lainnya?," tuturnya.

Zuckerberg pun mengatakan, dirinya telah meminta Nick Clegg untuk meninjau operasi lobi bisnis Facebook. Nantinya, Clegg akan menyerahkan hasil tinjauannya pada COO Facebook Sheryl Sandberg.

Investor Facebook lainnya Natasha Lamb memperingatkan, peran ganda sebagai chairman sekaligus CEO yang dijalankan Zuckerberg membuat Facebook bisa menghindar dari upaya penyelesaian masalah di dalam perusahaan.

"Konsentrasi kekuatan itu menciptakan banyak pertahanan dalam perusahaan. Ini justru menyembunyikan masalah alih-alih mengakui ada masalah dan mencoba memperbaikinya," katanya.

Sekadar diketahui, di perusahaan teknologi yang bermarkas di Silicon Valley, jabatan ganda sebagai CEO dan Chairman merupakan hal yang biasa. Pasalnya, perusahaan teknologi acapkali mengizinkan founder-nya mengontrol bisnis secara penuh, bahkan setelah perusahaan go public.

Elon Musk contohnya, memegang kedua jabatan tersebut di Tesla. Setidaknya ini terjadi hingga adanya perjanjian dengan US Securities and Exchange Commission pada Oktober lalu. Saat itu, perusahaan dipaksa untuk memisahkan antara posisi CEO dengan anggota direksi.

3 dari 3 halaman

Bukan Pertama Kalinya

Sekadar diketahui, ini bukan pertama kalinya investor meminta Mark Zuckerberg mundur dari posisi chairman. Sebelumnya Beberapa investor publik  Facebook, termasuk dana pensiun New York City, mendukung proposal pemegang saham untuk memaksa CEO Mark Zuckerberg keluar dari ketua dewan direksi perusahaan.

Bendahara negara Rhode Island, Illinois dan Pennsylvania, serta pengawas keuangan New York City juga turut bergabung dengan proposal tersebut, yang sebelumnya diajukan oleh Trillium Asset Management pada Juni 2018. Demikian kata pejabat negara dalam keteragan resmi yang dirilis pada Rabu (17/8/2018).

Dilansir Market Watch, pengumuman ini tidak berdampak langsung pada Zuckerberg dan posisinya sebagai CEO sekaligus ketua karena ia memiliki kunci pada sebagian saham besar di perusahaan, yang masing-masing memberinya 10 kali suara dari pemegang saham rata-rata.

Hal ini pun memberikan kekuatan voting kepada Zuckerberg sebesar 59,9 persen.

Pun demikian, isu ini berdampak cukup besar terhadap tata kelola perusahaan, mengingat sejumlah skandal dan kontroversi yang menyelimuti Facebook akhir-akhir ini.

Hal ini pun membuat setidaknya beberapa investor menganggap Zuckerberg membutuhkan dukungan tambahan untuk membimbing perusahaan.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.