Sukses

5 Sisi Positif Perang Nuklir Menurut Sains

Meski belum terjadi, mari kita pelajari beberapa dampak ledakan nuklir yang ternyata tak selamanya negatif.

Liputan6.com, Jakarta - Potensi terjadinya perang nuklir memang tidak bisa diabaikan. Menurut laporan para ilmuwan dari Oxford University, perang nuklir adalah salah satu hal yang bisa membawa dunia ke akhir hayatnya.

Perlu digarisbawahi, senjata nuklir juga berpotensi besar untuk menghancurkan seluruh umat manusia.

Hal tersebut disampaikan oleh Piers Millet, pakar biosecurity dari Future of Humanity Institute.

Tak cuma bisa memusnahkan umat manusia dalam hitungan detik, yang tidak terkena dampak ledakan ternyata juga bisa mengalami dampak radiasi.

Dalam hal ini, bahkan orang yang meninggal di detik pertama ledakan mungkin bisa jadi justru orang yang beruntung.

Meski belum terjadi, mari kita pelajari beberapa dampak ledakan nuklir yang ternyata tak selamanya negatif.

Dilansir dari Listverse pada JUmat (19/10/2018), berikut ulasannya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Kehidupan Masih Terus Akan Berjalan

Tentu kita tahu, dulu asteroid menghujam Bumi hingga memusnahkan dinosaurus.

Namun, kehidupan ternyata masih bisa berjalan hingga sekarang. Jika kita petik sisi positifnya, asteroid yang jutaan kali lebih buruk ketimbang perang nuklir saja, toh tetap membuat kehidupan masih bisa berjalan. Nah, nuklir seharusnya tak akan membuat Bumi ini kiamat.

Jika melihat beberapa studi, beberapa makhluk hidup bisa bertahan di radiasi yang tinggi.

Beberapa makhluk hidup tersebut antara lain adalah beberapa spesies lebah, lalat buah, tardigrade, serta masih banyak lagi.

Dengan demikian, populasi serangga akan makin banyak dan mempercepat pulihnya ekosistem Bumi yang lebih baik.

3 dari 6 halaman

2. Adaptasi Spesies Terhadap Radiasi

Dalam Teori Evolusi Darwin, disebutkan kalau spesies dapat beradaptasi ke perubahan lingkungan melalui "seleksi alam."

Adaptasi ini terjadi pada level genetik dan dapat berimbas kepada pengembangan spesies.

Dalam konteks nuklir, evolusi dan seleksi alam bahkan tak berlangsung dengan lama.

Di kecelakan reaktor nuklir Chernobyl pada 1986 silam, tanah yang berada di sekitar reaktor nuklir tersebut penuh dengan elemen radioaktif.

Di atas tanah yang seharusnya beracun ini, ilmuwan justru dikagetkan dengan tumbuhnya jejamuran yang mengonsumsi murni elemen radioaktif.

Setelah diadakan penelitian oleh ilmuwan Inggris, ditemukan bahwa beberapa bakteri bahkan mampu menetralisir limbah radioaktif.

Adanya bakteri tersebut hanya berjarak beberapa tahun pasca kecelakaan reaktor nuklir.

Hal itu memperlihatkan bahwa lingkungan pasca-nuklir yang buruk pun bisa ditetap diterjang oleh makhluk hidup dan seleksi alam akan menjaring yang terbaik dan mereka akan memperbaiki ekosistem Bumi kembali.

4 dari 6 halaman

3. Pencegahan Gempa

Kita di Indonesia tentu sudah sangat familiar dengan konsep pergeseran lempeng yang menyebabkan gempa.

Ternyata, ledakan nuklir mampu meredam getarannya, bahkan mencegah gempa yang lebih besar terjadi.

Pada 2017, uji coba nuklir di Korea Utara berbarengan dengan gempa magnitudo 6,3 yang terjadi di semenanjung Korea.

Dalam fenomena ini, ternyata gelombang kejutan nuklir dapat meredam tekanan gempa dan membuatnya tersimpan di kerak Bumi. Hal tersebut membuat tegangan tektonik bisa diredam dengan adanya ledakan.

Ini juga diduga dapat menghilangkan tekanan lempeng dengan cara pelepasan tremor kecil, dan membuat stabilitas geologi Bumi jauh lebih bagus sehingga gempa dengan ukuran besar justru dapat dihindari.

5 dari 6 halaman

4. Perbaikan Lapisan Ozon

Lapisan ozon terletak di 10 hingga 50 kilometer di atas permukaan Bumi, dan merupakan aspek penting dalam menjaga kehidupan di dalam Bumi terutama menjaga Bumi dari radiasi ultra-violet dari matahari.

Jika ada perang nuklir terjadi, ledakan bom nuklir akan merilis banyak sekali nitrogen monoksida yang dapat mendisintegrasi lapisan ozon.

Lapisan ozon akan tereduksi dan penghuni Bumi akan terpapar UV.

Namun, nitrogen monoksida ini justru akan bereaksi dengan beberapa elemen seperti hidrokarbon, untuk membentuk lapisan ozon baru dengan jumlah besar, tetapi di ketinggian yang rendah.

Dengan kata lain, ledakan nuklir sebenarnya justru dibutuhkan oleh lapisan ozon kita.

Jika proses ini terjadi, makin lapa lapisan ozon troposferik akan terbentuk, dan justru akan melindungi Bumi dari radiasi yang berasal dari luar Bumi. Bahkan, temperatur global juga akan menurun.

6 dari 6 halaman

5. Bumi Tak Akan Hancur

Nuklir disebut-sebut sebagai senjata pemusnah masal, yang mampu untuk menghancurkan umat manusia.

Namun pada dasarnya, hal ini tidak benar. Memang, akan ada korban berjatuhan dalam radius tertentu jika sebuah bom nuklir dijatuhkan.

Sisi positifnya, meskipun perang nuklir menjadi hal terburuk bagi umat manusia, bukan berarti hal tersebut menjadi kiamat seperti yang didengung-dengungkan selama ini.

Menurut para ilmuwan, asteroid Chicxulub yang digadang-gadang sebagai penyebab dunia "kiamat" pada saat itu, ternyata kekuatannya sangat masif.

Diperkirakan, kekuatan asteroid tersebut 10 miliar kali lebih bertenaga ketimbang bom Hiroshima.

Dampak dari asteroid ini tentu saja menyebabkan punahnya dinosaurus, tetapi masih ada 25 persen kehidupan yang masih bertahan pasca hujaman asteroid tersebut.

Perkiraan jumlah hulu ledak nuklir yang dimiliki berbagai negara adalah 14.500. Meskipun akan ada jutaan korban berjatuhan, hujaman bom ini tak akan merusak Bumi.

Reporter: Merdeka

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.