Sukses

Gim Mobile di Indonesia Berpotensi Jadi Lahan Iklan

Saat ini, diperkirakan ada lebih dari 60 juta pemain gim mobile di Indonesia. Jumlah itu akan tumbuh mencapai 100 juta pemain pada 2019-2020.

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pemain gim mobile yang terus meningkat di Indonesia, ternyata memiliki peluang bagi para pengiklan.

Untuk itu, pihak pengiklan menargetkan pemain gim mobile untuk mengoptimalkan strateginya.

Dengan kondisi tersebut, POKKT sebagai platform periklanan di gim mobile mengeluarkan laporan berjudul "The Power of Mobile Gaming di Indonesia". Sesuai namanya, laporan ini berbagi data dan tren terkait gim mobile di Indonesia.

"POKKT kini memiliki lebih dari 50 juta pengguna bulanan di Indonesia bulanan di Indonesia yang rata-rata menghabiskan lebih dari 60 menit setiap hari bermain gim mobile," ujar pendiri dan CEO POKKT, Rohit Sharma saat MMA Forum 2018 di Jakarta, Rabu (17/10/2018).

Menurut Rohit, saat ini diperkirakan ada lebih dari 60 juta pemain gim mobile di Indonesia. Jumlah itu akan tumbuh mencapai 100 juta pemain pada 2019-2020.

Data menunjukkan pemain gim mobile di Indonesia biasanya menghabiskan waktu rata-rata 53 menit untuk bermain gim.

Sementara dari sisi demografi pemain, jumlah pengguna smartphone wanita dan pria ternyata tidak terpaut jauh.

"Basis gamer di Indonesia terdiri dari 49 persen pengguna smartphone laki-laki dan 51 persen merupakan pengguna smartphone wanita," tambahnya.

Dengan kata lain, gim mobile sama-sama populer bagi wanita maupun pria.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pembagian Usia Pemain

Adapun pembagian usia pemain dibagi ke beberapa jenis, usia 16-24 tahun dan 25-34 masih menjadi yang paling besar dengan sama-sama menyumbang 27 persen dari keseluruhan pemain gim mobile.

Sementara, usia 35-44 tahun menyumbang 24 persen dari keseluruhan total pemain.

Terakhir, rentang usia 45-54 tahun mencatatkan persentase 17 persen dari basis gamer Indonesia.

Data ini, menurut Managing Director MMA Asia Pasifik Rohit Dadwal, telah menepis stereotype bahwa gamer biasanya berasal dari generasi yang lebih muda. Hal tersebut lantas dapat dimanfaatkan oleh para pengiklan untuk meraih lebih banyak peluang.

"Penerimaan terhadap iklan di gim mobile juga lebih tinggi karena 55 persen gamer merasa iklan yang ada di platform gim lebih terpersonalisasi," tuturnya menjelaskan.

Temuan lain yang tidak kalah menarik adalah 56 persen ibu dengan anak berusia di bawah 10 tahun, ternyata juga kerap bermain gim mobile. Dengan kata lain, gim mobile mampu menangkap demografi konsumen yang lebih luas.

"Selama beberapa dekade, gamer memiliki stereotype sebagai remaja laki-laki yang terisolasi. Namun, sterotype itu ditepis dengan data yang menunjukkan bahwa separuh orang Indonesia yang terhubung internet nyatanya memainkan gim mobile, termasuk ibu-ibu yang memiliki anak berusia di bawah 10 tahun," tutur Founder Decision Lab Aske Østergård.

 

3 dari 3 halaman

25 Persen Waktu untuk Gim Mobile

POKKT juga menemukan fakta bahwa pengguna Indonesia menghabiskan 25 persen waktunya di smartphone dengan bermain gim mobile.

Durasi ini bahkan lebih tinggi dari aktivitas lain di smartphone, termasuk mengakses media sosial.

"68 persen pengguna mengaku bermain gim mobile beberapa kali sehari. Ini menunjukkan pengiklan dapat menjadikan gim untuk menargetkan calon pembeli dengan frekuensi lebih tinggi," ucapnya menjelaskan.

Sebagai tambahan, iklan berbentuk video dalam gim merupakan format yang paling disukai.

Menurut data, 37 persen gamer memilih video sebagai format iklan yang tidak terlalu mengganggu dan lebih menyenangkan.

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.