Sukses

PlayGame, Platform Gaming yang Didukung Teknologi Blockchain

PlayGame digarap oleh Anton Soeharyo yang juga menjabat sebagai CEO, yang telah berkecimpung di ranah gaming mobile selama lebih dari 9 tahun

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi Blockchain kini telah merambah industri gim. Blockchain bahkan bisa membuat model pendapatan baru untuk developer gim lain.

Dengan demikian, tak ada lagi loot box--peti hadiah berisi equipment karakter gim yang dibeli dengan uang.

Teknologi ini, diimplementasikan ke sebuah platform gaming instan bernama PlayGame. Menariknya, para gamer  bisa bersaing dan mendapatkan hadiah dengan mudah.

PlayGame digarap oleh Anton Soeharyo yang juga menjabat sebagai CEO, yang telah berkecimpung di ranah gaming mobile selama lebih dari 9 tahun dengan membuat 50 gim lebih dengan total mencapai 50 juta unduhan.

Anton berkata, menggarap gim ternyata tidak mudah. Bahkan, membuat sistem monetisasi game terbilang sulit. Model monetisasi saat ini seperti memasang iklan pada gim membutuhkan jumlah pengguna yang banyak untuk bisa berhasil.

Ini membuat pengguna menghabiskan dana lebih dalam in-app purchase (pembelian aplikasi di dalam gim) dan membuat pengaman bermain menjadi tidak nyaman.

Anton mengaku dirinya terinspirasi oleh permainan eSports, di mana ia membuat platform dengan kompetisi berbayar dan gamer  bisa memenangkan hadiah yang didapat dari biaya masuk.

Dengan menggunakan Blockchain, gamer dari seluruh dunia bisa bergabung, berkompetisi, dan memenangkan PXG, yakni cryptocurrency yang dibuat oleh PlayGame untuk mendukung platform tersebut.

Platform ini menggunakan smart contract untuk mendistribusi hadiah per pool tanpa perantara, pengembang gim pun bisa membuat aplikasi terdesentralisasi (DApps) yang didukung oleh PXG.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Model Pendapatan Baru

Anton berkata, PlayGame menggunakan kompetisi sebagai model pendapatan baru, di mana pengembang dapat mengambil 5 persen dari tiap kompetisi berbayar yang sukses.

Konsep seperti ini meyakinkan bahwa bahkan dengan permainan yang sama, sistem monetisasi akan bersifat konsisten selama game tersebut populer.

Model bisnis PlayGame sendiri adalah dengan menambahkan 5 persen biaya platform ke dalam konsep monetisasi tersebut.

“Versi beta platform PlayGame telah dirilis selama hampir satu minggu, dan dengan hanya 6 gimkami telah mendapatkan 4,681 pemain terdaftar yang bermain sebanyak 98,095 kali dalam 1,571 kompetisi. Kami sangat senang dengan antusiasme para gamer dan kami tidak sabar untuk menjangkau jutaan orang di tahun-tahun mendatang,” terang Anton.

 

3 dari 3 halaman

Initial Token Sale

Tak cumadidukung oleh perusahaan penyedia modal Ideosource dan DNC Indonesia, PlayGame juga diawasi oleh pelaku startup teknologi veteran, seperti Andrew Darwis dari Kaskus, Edy Sulistyo dari Loket (yang kemudian diakuisisi oleh Go-Jek), Oscar Darmawan dari Indodax, dan masih banyak lagi.

Pada September, PlayGame menjadi project pertama yang melakukan penjualan token awal (Initial Token Sale) dalam platform Tokenomy Launchpad, oleh para founder Indodax, platform exchange cryptocurrency terbesar di Asia Tenggara.

“Saya gamer dan saya percaya bahwa setiap orang sebenarnya juga merupakan gamer. Gaming telah menjadi bagian terbesar dalam hidup kita. PlayGame dapat meberikan revolusi dalam industri gaming," ujar Oscar Darmawan, founder Tokenomy dan dewan penasehat PlayGame.

"Tokenomy juga merasa sangat bangga dalam memandu PlayGame untuk meyakinkan semua proses launching berjalan lancar dan aman,” tambahnya.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.