Sukses

Peneliti: Selfie Bisa Menyebabkan Kematian

Tim peneliti All India Institute of Medical Sciences yang berbasis di New Delhi, baru saja menemukan lebih dari 259 kasus orang tewas di seluruh dunia karena selfie

Liputan6.com, Jakarta - Berkembangnya penggunaan smartphone berkamera canggih menciptakan sejumlah tren di beberapa kalangan. Salah satu yang marak dilakukan adalah selfie.

Namun sayang, tren selfie ternyata bisa dapat mengancam nyawa manusia.

Tim peneliti All India Institute of Medical Sciences yang berbasis di New Delhi, baru saja menemukan lebih dari 259 kasus orang tewas di seluruh dunia karena selfie selama enam tahun terakhir.

Penelitian itu dianalisis dari 259 berita yang berhubungan dengan kematian karena selfie sejak Oktober 2011 hingga November 2018.

Penelitian All India Institute of Medical Sciences itu juga telah diterbitkan Journal of Family Medicine and Primary Care periode Juli-Agustus.

Dari 259 kematian karena selfie, peneliti menemukan penyebab utamanya yaitu tenggelam, diikuti insiden yang melibatkan transportasi, misalnya, mengambil selfie di depan kereta dan jatuh dari ketinggian. Adapun enyebab lain kematian yang terkait selfie karena senjata api, dan listrik.

“Kematian karena selfie telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar,” kata Agam Bansal, penulis utama penelitian tersebut, kepada The Washington Post.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Studi: Selfie Berujung Maut Makin Meningkat

Berita kematian seseorang saat melakukan selfie cukup sering menghiasi media.

Bahkan menurut sebuah studi baru berjudul "Me, Myself and My Killfie: Characterizing and Preventing Selfie Deaths”, 127 orang meninggal dunia dalam kurun waktu 29 bulan, saat ingin melakukan selfie di berbagai lokasi eksotis atau berbahaya.

Sebagian besar kasus kematian yang didata para peneliti berada di India, dimana 76 orang meninggal dunia. Di Amerika Serikat (AS) ada 8 orang meninggal dunia yang berhubungan dengan selfie atau disebut sebagai "selfie deaths".

Menurut para peneliti dari Carnegie Mellon University di Pennsylania dan dua universitas di India, faktor yang paling umum di balik selfie deaths adalah lokasi tinggi seperti gedung atau pegunungan. Faktor lain adalah kereta api.

"Kami menemukan bahwa melakukan selfie di rel kereta api adalah sebuah tren. Tren ini meyakini bahwa postingan di atas atau samping rel kereta api dengan teman baik mereka dianggap sebagai hal yang romantis dan simbol pertemanan tiada akhir," demikian penjelasan yang tertulis di dalam penelitian tersebut.

Para peneliti menemukan total delapan faktor di balik kematian, termasuk senjata, kendaraan, listrik dan binatang. Setidaknya ada lima orang, tiga di AS dan dua di Rusia, meninggal dunia saat akan melakukan selfie menggunakan senjata.

Menurut studi, referensi awal mengenai selfie deaths dipublikasikan pada Maret 2014. Sejak itu, total ada 15 kasus yang dihitung sampai 2014, diiikuti 39 pada tahun lalu dan 73 sampai September tahun ini.

3 dari 3 halaman

Selfie Berbahaya

Studi itu juga menyebutkan bahwa selfie bukan hanya membahayakan bagi orang yang mengambil gambar.

Dari 127 orang yang meninggal dunia, 24 insiden diantaranya melibatkan beberapa nyawa hilang bersamaan.

Salah satunya adalah insiden di dekat Mangrul Lake di Kuhi, India, 7 dari 10 orang yang ada di perahu meninggal dunia saat sedang berusaha mengambil gambar selfie mereka.

Selain itu, studi itu juga mengungkapkan lelaki lebih cenderung melakukan selfie yang berbahaya yaitu sebanyak 76 persen dari total 127 orang yang meninggal dunia. Selain itu, lebih dari 70 persen korban dalam studi ini berumur 24 tahun atau lebih muda. Hal ini menunjukkan bahwa selfie secara khusus sangat populer di kalangan millennial.

"Selfie telah menjadi simbol kebebasan berekspresi dan orang-orang sering menggambarkan sisi petualang mereka dengan mengunggah selfie yang gila. Ini terbukti hal yang berbahaya," tulis para peneliti, seperti dilansir New York Post, Rabu (23/11/2016).

Reporter: Dream

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.